19

1.6K 339 38
                                    

the story is getting more and more serious each chapter...

be prepared :)

Terlalu banyak hal yang Eva lewati selama ia tidak sadarkan diri akibat sebuah entitas misterius yang mengakibatkan kerusakan fatal di depan Ruang Kebutuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlalu banyak hal yang Eva lewati selama ia tidak sadarkan diri akibat sebuah entitas misterius yang mengakibatkan kerusakan fatal di depan Ruang Kebutuhan. Mulai dari pengerjaan ujian OWL secara masal di Great Hall, kelakuan iseng si kembar Fred dan George di hari yang sama, Hermione dan Harry yang berhasil menipu Umbridge dan kabur, terakhir adalah pertarungan di Departemen Misteri.

Gadis itu terdiam di depan dua gundukan tanah dengan tatapan kosong. Langit yang tadinya hanya dihias awan mulai ditutup awan kelabu. Tetes hujan perlahan turun membasahi bumi, rintik-rintik kecil bak belati yang menusuk kalbu.

Orang-orang sudah meninggalkan area pemakaman sejak tiga puluh menit yang lalu. Akan tetapi Eva masih betah berdiri di sana tanpa berniat untuk meninggalkan gundukan tanah itu.

Kematian.

Semua orang pasti mengalami itu.

Namun ia tidak menyangka, sama sekali tidak menyangka, bahwa kematian akan menghampiri kedua orang tuanya.

The Battle of Department of Mysteries.

Pertarungan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan juga Sirius Black.

Harry pulang ke Hogwarts dengan membawa berita yang sangat menyakitkan. Eva sama sekali tidak bisa menerima kematian kedua orang tuanya.

Gadis itu marah.

Ia marah karena tidak sadar di waktu yang tepat.

Ia marah karena tidak bisa hadir dan bertarung bersama orang tuanya.

Ia marah kepada keadaan.

Ah, tidak. Eva marah pada dirinya sendiri.

Eva belum sempat mengenakan toga wisuda di hadapan kedua orang tuanya. Ia belum menunjukkan gaun indah yang ia pakai ke Yule Ball pada orang tuanya. Iapun belum sempat menghabiskan satu tahun penuh bersama kedua orang tuanya.

Waktu tidak berada di pihaknya.

Dan takdir senang mempermainkannya.

"Eva.."

Gadis itu menoleh pada suara yang memanggilnya. Iris birunya menatap dua orang pemuda yang membawakan sebuket bunga di tangan mereka.

"Liam.. Pete.." panggil Eva lirih.

Kedua kakak angkat Eva langsung merengkuh tubuh gadis itu. Eva hanya terdiam dan menyandarkan kepalanya di pundak Peter. Liam menepuk punggung Eva, meyakinkan adiknya kalau semua akan baik-baik saja. Di bawah payung yang dipegang Liam, Eva terus mengatup bibirnya. Enggan mengucapkan apapun.

Hanya sunyi yang menemani mereka.

"I'm sorry for your loss." ucap Peter sambil meletakkan buket bunga di tangannya ke atas makam orang tua Eva.

𝓐𝓾𝓻𝓸𝓻𝓪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang