Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
Okayyyy, karena pas lagi ngetik chapter ini aku dengar lagu yang feeling nya rada angsty, bakal banyak momen draco-eva dan tentu saja momen menye-menye (menurutku).
Hope you like it!
Jangan lupa vote dan comment!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Euforia liburan musim dingin sudah menyelimuti seisi kastil. Hampir sebagian besar siswa Hogwarts memilih untuk pulang dan merayakan natal bersama keluarga tercinta. Namun ada juga beberapa siswa tahun pertama dan kedua yang lebih suka untuk tinggal di Hogwarts dan menjelajahi seisi kastil.
Draco dan Eva berjalan menyusuri pintu depan Hogwarts. Tidak banyak barang yang ingin mereka bawa pulang kecuali dengan buku Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Keduanya berjanji untuk bertukar kabar sekaligus belajar bersama di minggu terakhir sebelum kembali ke Hogwarts.
Eva terlihat begitu nyaman dengan mantel berwarna khaki yang tebal dan syal merah khas Gryffindor yang menggantung di lehernya. Tak lupa dengan winter boots berwarna cokelat gelap selutut dan beanie merah di kepalanya.
Sedangkan Draco berpakaian serba gelap, mulai dari long coat berwarna hitam, sweater turtleneck Slytherin gelap yang dihiasi emblem asrama, dan celana bahan yang terlihat mahal. Tak lupa syal hijau khas Slytherin yang menggantung di lehernya.
"Pernahkah aku mengatakan padamu kalau kau terlihat tampan memakai pakaian musim dingin?" tanya Eva sambil menenteng sangkar Tessa, burung hantu peliharaannya.
"Belum." sahut Draco singkat.
"Well, you look handsome." puji Eva lalu membuang muka. Ia tidak ingin Draco memergoki rona merah yang memenuhi pipinya.
"Thank you, and you look absolutely stunning." balas Draco sambil menggenggam tangan Eva yang dibaluti sarung tangan.
"Oh please, aku terlihat seperti snowman gendut." sanggah gadis itu sebal.
Eva mengatakan itu bukan tanpa alasan. Sebelum meninggalkan kastil tadi, Draco terus menerus menyuruh Eva untuk memakai pakaian yang lebih tebal. Awalnya Eva hanya memakai sweater Quidditch asrama Slytherin pemberian Draco dengan rok pendek selutut dan dilengkapi stocking tebal.
Akan tetapi Draco bersikeras agar Eva memakai jaket dan dilapisi dengan mantel tebal di cuaca dingin seperti ini. Sedangkan Draco tidak menuruti Eva ketika gadis itu menyuruhnya memakai pakaian yang lebih tebal. Hanya syal yang mau dipakai oleh Draco untuk menahan dingin.
"Seharusnya aku terlihat keren dan matching denganmu yang memakai sweater Slytherin." gerutu Eva.
"Lepas jaketnya ketika kita sudah sampai di kereta. Kau tidak lihat banyak orang yang menatapmu karena kau memakai sweater Slytherin?" tanya Draco.