"Kapankah akan datang secercah kebahagiaan itu?"
"Hey, bagaimana dengan nilai kalian? Aku benar-benar merasa kesulitan mengerjakan soal tadi,"
Haikal, pemuda berambut belah tengah itu duduk di atas kursi dengan menaikan salah satu kakinya di atas kayu berwarna cokelat itu. Haikal memandangi keenam sahabatnya secara bergantian.
"Juan, nilaimu bagaimana?"
"Sempurna," Juan tersenyum lebar kearah Haikal, yang membuat pemuda itu memberikan dua jempol kepada Juan.
"Bagaimana denganmu, Aksa?" kini, atensi Haikal dan yang lain terpusat pada Aksa. "Sempurna, seperti Juan." pemuda itu juga tersenyum lebar. Namun, bukannya menatap Haikal, Aksa malah menatap Juan dengan senyum indahnya.
Sekarang, pandangan Haikal tertuju pada Agra yang sedang mencocokkan lembar jawabnya dengan Dika. "Kalau Agra?" tanya Haikal, yang membuat Agra mendongak sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Oh? Aku? Ah, nilaiku meleset lima angka." Agra antusias, menunjukan kertas ujiannya dengan bangga. Sontak yang lainnya meringis kala melihat nilai yang di peroleh Agra. "Itu hampir saja sempurna," ucap salah satu dari mereka.
"Dika?" semua diam menunggu jawaban dari Dika.
"Sembilan puluh delapan," yang lain ber-wah takjup.
"Memangnya aku sebodoh apa sampai kalian takjub seperti itu?"
"Bukan! Kau ini berpikiran buruk sekali, sih." Dika memutar bola matanya.
"Nilaimu membuatku gemas ingin menambahkan dua angka lagi agar menjadi seratus." Dika menopang kepalanya dengan kedua tangannya, sedangkan Haikal menepuk bahu Dika sekali.
"Tenang saja, kau bisa mencobanya besok. Ujian akan selesai lusa, kenapa kau malah sedih? Masih ada banyak kesempatan, Dika." Haikal tersenyum, sedangkan Dika mengangguk.
"Mahen? Sean?"
"Kau tau mereka sangat pintar, Tentu saja nilai sempurna. Benar kan, kataku?" timpal Haikal, menatap Mahen dan Sean sambil menaik-turunkan kedua alisnya genit.
"Tentu saja, hahaha. Lalu bagaimana denganmu sendiri, Haikal?"
"Nilaiku lima angka di atas KKM,"
"Tak apa, Haikal. Seperti yang kau katakan padaku. Akan ada banyak kesempatan. Jadi, jangan sedih!" kini, Dika yang menepuk bahu Haikal sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amreta [N'Dream] ✔️
Teen Fiction❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗ tinggalkan jejak (vote, comment) sebagai pembaca aktif. walau udah end, tetep vote dan komen ya! biar AMRETA jadi cerita yang bisa menginspirasi banyak orang. atau mungkin.. kamu salah satunya? - Apa jadinya bila tujuh raga...