24.

3.1K 335 23
                                    

~🌼~

Gemuruh petir malam ini terasa begitu memekakkan telinga. Setelah sekian lama, hujan akhirnya menyapa bumi dengan jutaan airnya.

Jeongwoo tengah menyiapkan makan malam bersama sang Mama. Dia meminta sang Mama agar bersedia menginap malam ini karena ia masih merindukan Mamanya. Dan hujan malam ini seolah mendukung keinginannya.

"Kau harus banyak makan sayur agar janinmu sehat sayang.. jaga pola makanmu dan minum vitamin. Kehamilan trismester pertama memang berat karena kau mengalami morning sickness, tapi tetap saja kau harus makan." Nasihat sang Mama.

Jeongwoo mencebikkan bibirnya dengan wajah sedih. Sulit sekali untuk memasukkan makanan kedalam tubuhnya. Karena semasa hamil Jeongwoo mudah mual hanya dengan mencium bau-bauan menyengat.

"Kau harusnya bersama Haruto sekarang dan bukan Mama. Haruto juga harus tahu bahwa kau sedang mengandung anaknya Jeongwoo-ya. Mama tidak mengerti kenapa kau ingin merahasiakan ini darinya." Sang Mama mendecak sambil menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Aku--"

"Tuan muda.." Jeongwoo menoleh pada Doyoung yang membungkuk sekilas kearahnya. "Sepertinya anda harus ikut dengan saya." Ujarnya.

Jeongwoo mengernyitkan dahinya lalu berjalan mengekori Doyoung dibelakangnya menuju pintu utama. Mereka lalu keluar ke teras dengan Doyoung yang membuka payung dan mengarahkannya pada Jeongwoo.

Mereka berjalan melewati halaman luas yang ada disana menuju gerbang depan. Samar-samar Jeongwoo melihat seseorang tengah terduduk dibawah guyuran hujan sambil menatap kearahnya.

"Apa-apaan??!" Jeongwoo berjalan dengan langkah lebar dan menyuruh penjaga segera membuka pintu gerbang.

Dia keluar menghampiri pemuda itu tanpa menunggu Doyoung hingga tubuhnya terkena hujan. "Apa yang kau lakukan disini Haruto?!" Bentaknya.

"T-tuan muda..!!" Doyoung beringsut lari menghampiri Jeongwoo untuk memayunginya.

Haruto mengusap wajahnya yang basah terkena guyuran air hujan. "Kau datang.." ucapnya dengan melampirkan senyum bodoh diwajahnya.

Jeongwoo bersumpah ia ingin memukul wajah Haruto saat ini. Kenapa bertindak bodoh seperti ini?!

Jeongwoo menarik Haruto hingga pemuda itu bangun dari duduknya. "Apa yang kau lakukan sialan?! Kau ingin mati kedinginan hah?!" Bentaknya lagi.

Jeongwoo bisa melihat bagaimana wajah kedinginan serta bibir pucat Haruto saat ini.

Bukannya menjawab, Haruto malah tersenyum lebar. "Kau mengakhwatirkanku Jeongwoo-ya?" Pertanyaan bodoh apa itu?!

Sial! Ingatkan Jeongwoo untuk tidak menguliti Haruto nanti.

"Dengar, aku tidak ingin menemuimu lagi jadi sekarang pulanglah! Jangan bunuh diri dan mati didepan rumahku!" Bentaknya. Dalih yang bagus Jeongwoo.

Dalam hati terdalamnya, Jeongwoo tentu saja mengkhawatirkan Haruto. Ia tidak ingin kalau Haruto sampai sakit atau mungkin lebih buruk dari itu.

Haruto menggeleng pelan, "Aku tidak akan pulang sampai kau mau memaafkanku Jeongwoo-ya.. kumohon.. aku mencintaimu.." pintanya lirih.

TAKE YOU TO HEAVEN | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang