TIGA PULUH SATU

4.2K 222 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN

D
E
E
A

____HAPPY READING___

"Aslan." Ucap wanita itu yang baru saja datang. Sehingga membuat semua anggota Austerlitz menoleh kearah sumber suara.

"Mau ngapain si penyakitan ke sini?" Tanya Gavi dengan tidak suka.

Alvin mencibir."Ya kontrol penyakit nya."

"Kasian jantung nya lemah." Samber Ray dengan bersedekap dada.

Tanpa permisi lagi Fina langsung menggandeng lengan milik Aslan."Aslan anterin aku pulang dong."

Aslan menatap nya dengan tidak suka."Gue sibuk."

"Lan."

Ceklek

Pintu UGD terbuka dan memperlihatkan seorang dokter dan suster yang keluar dari dalam ruangan UGD. Sontak membuat semua anggota Austerlitz menoleh dengan kompak.

"Gimana dok keadaan Beni?" Tanya Kenzo kepada dokter Farhat.

Dokter Farhat menggeleng."Kami tim dokter sudah melakukan semaksimal mungkin, tapi pasien yang bernama Beni di nyatakan meninggal, di karena pendarahan." Jelas dokter Farhat yang mampu membuat semua tubuh Anggota Austerlitz melemas.

Kenzo menggeleng."Gak mungkin!"

"Lo kalo jadi dokter yang bener dong, jangan-jangan lo nyuntik mati si beni lagi." Celetuk Alvin.

"Kata nya dokter penyelamat pasien, tapi kenapa si beni mati." Gerutu Ray

Gavi merangkul pundak Alvin dan Ray."Nama nya juga kehendak Tuhan, tidak ada yang tahu kapan kematian itu akan datang." Jelas Gavi.

"Sejak kapan lo jadi sok puitis." Sarkas Gavi.

Kenzo menjambak rambut nya."Gimana gue bakal bilang sama bokap nyokap nya si Beni."

Aslan menepuk pundak Beni."Biar nanti gue yang jelasin."Ucap Aslan."Gue kedepan dulu." Lanjut nya sambil menyeret tangan Fina dengan kasar. Dan membuat Fina meringis kesakitan.

Aslan langsung menghempaskan tubuh Fina kedalam gudang."UDAH PUAS LO SEKARANG!!"

Fina yang tidak mengerti pun langsung mengelak."Maksud kamu apa?"

"Lo tadi dengerkan kalo Beni mati, itu semua gara-gara ulah lo, coba aja kalo Lo gak ngadu sama si Abil, anggota gue gak bakal mati. ANJING!!" Teriak Aslan, lalu menendang kursi yang berada di sebelah nya.

Fina yang sudah mengerti pun langsung tersenyum."Maka nya jangan maen-maen sama aku lan. Kalo gak mau terima akibat nya."

Aslan menoleh dengan raut wajah yang sudah memerah dan langsung menjambak rambut belakang milik Fina. Tidak peduli dengan Fina yang meringis kesakitan."Sakit?" Tanya Aslan kepada Fina dengan di akhir yang di senyumi devil.

Fina mengangguk. Sambil memegang tangan aslan yang menjambak rambut diri nya, agar Aslan tidak terlalu kuat menarik nya.

"Sakitan mana sama orang yang di tusuk pisau?" Tanya Aslan.

"Lan sakit." Ucap Fina yang sudah tidak kuat menahan rasa sakit nya.

Aslan langsung menghempaskan kepala Fina dengan kasar dan langsung meninggalkan Fina sendirian di dalam gudang.

Fina mengepalkan kedua tangan nya yang di iringi oleh rasa benci.

-Skip

Aslan kembali lagi keruangan UGD.

DERA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang