EMPAT PULUH

9.9K 249 42
                                    


JANGAN LUPA VOTE+KOMEN

D
E
R
A

___HAPPY READING___

Aslan mengerjapkan mata nya berkali-kali dan melihat di sekeliling nya yang berwarna putih. apalagi bau nya seperti obat.

"Udah sadar lo?" Tanya Deon yang sedang bersedekap dada di sebelah berankar milik Aslan.

Aslan menoleh dan langsung teringat Dera. Aslan langsung menegakkan posisi nya menjadi duduk, tapi rasa pusing  masih ada di kepala nya.

"Jangan kebanyakan gerak, kata dokter tumor otak lo semakin parah." Ucap Deon yang mampu membuat Aslan kaget."Kenapa lo nyembuyiin ini dari gue?" Tanya Deon dengan raut wajah yang kecewa.

Aslan memijit pelipis nya dan suara notif pesan dari ponsel milik nya berbunyi. Lalu Aslan merogoh saku celana nya dan mengambil ponsel.

Aslan langsung meremas ponsel itu dan dengan sangat sopan nya. Deon langsung mengambil ponsel mika Aslan dan melihat nya.

Deon pun terkejut. Karena nomor yang tak di kenal mengirimkan sebuah foto dengan Dera yang sedang di ikat dengan caption kalo kamu gak bisa bunuh Dera, saya yang akan bunuh Dera.

Aslan mengambil ponsel milik nya kembali dan menekan lokasi dimana Dera berada dan untung saja Aslan memasang jpg di cincin Dera yang waktu itu ia berikan.

Setelah Aslan sudah tau alamat nya dimana. Aslan langsung mencabut selang infus dari tangan nya dan berjalan dengan sekuat tenaga. Namun ambruk kelantai

Deon membantu Aslan untuk berdiri dan menopang tangan Aslan di pundak nya.

"Kita hubungi bokap nya si Dera gak?" Tanya Deon kepada Aslan.

"Gak usah." Ujar Aslan.

Deon ya Deon. Kalo bukan mengadu itu nama nya bukan Deon. Deon meletakan sebentar Aslan di tempat duduk dan Deon langsung menghubungi Gavi, bahwa Dera di sekap dan tak lupa juga Deon menyuruh Gavi untuk bilang ke bokap nya Dera. Dan memberikan lokasi nya saat ini, agar nanti Gavi bisa menyusul nya

"Lo kalo di bilangin batu, gue bilang jangan bilang ke bokap nya Dera." Ucap Aslan dengan lemah.

Deon menopang kembali tangan Aslan di pundak nya."Lemah gak usah sok kuat."

****

Dera membuka kedua mata nya secara perlahan dan kepala nya terasa pusing sekali.

Shit! Semua tubuh Dera di ikat di atas kursi dan untung saja mulut nya tidak di tutup oleh kain.

"BANGSAT KELUARIN GUE!!" Teriak Dera sambil memberontak dengan sekuat tenaga.

Seseorang berjalan kearah Dera sambil membawa sebuah pistol.

"Udah sadar?" Tanya Abil kepada Dera.

Dera menatap nya dengan tatapan yang meremehkan."Siapa lo. Pengecut amat nyulik anak orang."

Abil langsung menampar bolak-balik pipi milik Dera. Sehingga Dera merasakan bahwa di kedua pipi nya terasa panas.

"Sakit?" Tanya Abil sambil mencengkram dagu milik Dera.

Dera langsung meludahi wajah milik Abil dan itu membawa Abil semakin marah. Lalu menendang tubuh Dera sehingga Dera terpentok ke dinding. Apalagi kepala nya yang terbentur sangat keras, sehingga Dera merasakan, bahwa di belakang leher janjang nya mengalir sebuah darah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DERA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang