Suekko no saisho no negai

905 118 7
                                    


Hai hai ada yang kangen sama ai?

Ga ada yah? Wkwk

Udah seminggu ai ngga update cerita, sebenernya ai lagi ada di fase g mood buat nulis bahkan buat sekedar buka apk wp aja ai masih agak males.

And finally, hari ini ai usahain buat update.

Jadi kalo alurnya kali ini aga g jelas, maklumin aja ya. Ini ai nulisnya setengah hati haha, setengah hati g tuh.

Ya pokoknya jangan berharap banyak di chap kali ini,

Cukup deh kayaknya, banyak bicara banget ai perasaan wk.

Oke guys, hope you enjoy!!




.






"Huaaa bosan"

Sedari tadi Haechan hanya berguling kesana kemari di atas kasur miliknya, enggan beranjak sedikitpun.

Haechan menatap jam yang menempel di dinding kamarnya, masih pukul sembilan lebih lima belas menit ternyata. Tetapi Haechan benar benar bosan saat ini, ingin bermain, tetapi ia bingung ingin bermain apa.

Memanggil Riuya?

Ngga, ngga, Haechan sudah bisa menebak jika ia mengajak hewan itu bermain. Jika tidak tentang beradu kekuatan ya pasti tentang beradu fisik. Haechan sedang tidak ingin menggunakan kekuatannya untuk saat ini, ia sedang tidak mood beradu kekuatan apapun itu.

Mengajak ketiga bawahannya?

Itu juga bukan pilihan yang bagus, lagi pula pasti kini mereka sedang sibuk berlatih di dunia sihir.

Benar dunia sihir, Haechan yang memerintahakan. Ia menyuruh mereka disana bertujuan untuk menghindari adanya para pengkhianat di dalam kerajaannya, dan tentunya demi menjaga kemakmuran dunia sirirnya.

Tak terkecuali bagi peliharaan semua putra Jung, karna sepertinya mereka masih tak terbiasa dengan lingkungan yang ada di bumi. Jadi Haechan memutuskan agar mereka tinggal di dunia sihir saja, mereka akan ke bumi jika mereka di panggil oleh pemiliknya saja.

Jadi bagaimana sekarang? Haechan sungguh amat sangat bosan saat ini.

Ditengah kebingungannya yang melanda, tiba tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk.

Dari bau yang Haechan cium, itu bau tubuh salah satu hyungnya, Jeno.

"Masuk saja Jeno hyung, tak echan kunci" ucapnya memberi kode bagi sang hyung.

Cklek

Pintu terbuka, dan benar saja disana sudah berdiri Jeno yang masih menggunakan seragam sekolahnya.

Haechan mengernyit bingung, mengapa hyungnya masih berada di rumah? Bukankah seharusnya hyung nya itu berada di sekolah saat ini?

"Loh Jeno hyung, tidak ke sekolah?" tanyannya yang kini mengambil posisi duduk di atas ranjangnya.

Jeno menghampiri adiknya lantas ikut mendudukan dirinya di kasur milik adiknya itu.

"Ke sekolah kok, cuma tadi gurunya pada mau rapat, jadi semua siswa dapat jamkos hingga pulang nanti. Daripada hyung bosan di kelas, hyung lebih memilih pulang saja" Jeno menjelaskan bagaimana dirinya bisa di rumah saat ini.

Haechan hanya mengangguk, "Berarti Mark hyung dan Jaemin hyung juga sudah pulang?" dan Jeno kembali mengangguk.

"Lantas ada keperluan apa hyung kemari?"

Jeno mengedikan bahunya tak tahu, "Gatau, pengen aja" ucapnya.

"Dih"

"Apa?"

Èmó zhī wáng (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang