Akai Tsuki pt.2

697 103 11
                                    


Keadaan di luar mansion sudah sangat kacau, banyak sekali bangkai para werewolf yang berserakan akibat bertempur melawan Black dan Grow yang bertugas di garis terdepan, di ikuti Furi dan Riuya yang menjaga area pintu utama mansion, mereka berdua bertugas menghalau para werewolf yang berhasil lolos dari penjagaan Black dan Grow.

Sedangkan Maria, ia masih terus berjaga dan memasang pelindung yang melindungi keluarga Jung.

Dari segi kekuatan, memang kubu Maria lebih unggul, namun jika dari segi jumlah kubu Maria kalah telak.

Walau terbilang tidak terlalu kuat, namun jumlah dari para werewolf tak terhitung jumlahnya, mereka terus berdatangan dari segala penjuru, seakan akan tak ada habisnya.

Cepat atau lambat, kubu Maria akan segera kalah karna kelelahan.

Dan benar seja, selang beberapa waktu Kubu Maria mulai kewalahan menghadapi para werewolf yang terus saja berdatangan tanpa henti, bahkan mayat mereka sudah membentuk seperti gunung sangking banyaknys mereka.

Black dan Grow sudah merasa kelelahan dan kehabisan tenaga dan energi sihir, mungkin keduanya tak akan bisa memepertahankan lebih lama mode iblis mereka, begitu pula Furi dan Riuya.

Mereka memang kuat, tetapi mereka juga hanya makhluk biasa dan jika harus terus dipaksakan mengaktifkan mode iblis dalam jangkrik waktu yang lama keempatnya juga dapat merasa lelah.

Maria mulai gelisah, ia takut tak bisa melindungi keluarga dari tuannya. Sayangnya ia malah lengah di tengah situasi ini, sehingga tanpa ia sadari tiba tiba dari arah samping muncul seekor werewolf lalu langsung menerjang lengan kirinya hingga sobek dan mengeluarkan banyak darah.

"Arrkhhh!!" jeritnya kesakitan, "Sial, dasar makhluk rendahan! Berani beraninya menyerang saat aku lengah!" Maria tentu marah, dengan cepat ia membakar werewolf tersebut dengan api biru yang keluar dari lentera miliknya hingga menjadi abu.

Namun sayangnya, luka yang diberikan oleh werewolf tadi mengandung sesuatu hingga kini tubuhnya mulai terasa melemah dan kesakitan.

Jaemin yang melihat hal tersebut berniat ingin menolong agar Maria tidak merasa kesakitan lagi.

"Maria! buka dulu sebentar penghalang ini, biarkan aku menyembuhkanmu!"

Maria menggelengkan kepalanya tanda menolak permintaan dari Jaemin. Ia tidak bisa bertindak gegabah saat ini, sudah cukup saat ia lengah tadi sampai sampai dirinya mendapat luka di tangannya. Ia tak akan membiarkan keluarga tuannya juga ikut terluka karna ketidakbecusannya.

"Tidak tuan Jaemin, saya baik baik saja, anda tetaplah di dalam sana, itu akan lebih aman untuk anda" tolaknya mentah mentah.

"Tapi kau terluka Maria!! Aku tak bisa membiarkanmu begitu saja, harga diriku sebagai seorang penyembuh di pertaruhkan disini"

Maria kembali menggeleng, ia tak mau mengambil resiko. Lebih baik ia mati karna melindungi keluarga tuannya, dibanding ia disiksa seumur hidupnya oleh sang tuan jika ia tak becus menjaga keluarganya.

Jaemin berdecak kesal melihat kekeraskepalaan wanita dihadapannya kini, ia tau ini sangat beresiko untuknya yang tak memiliki kekuatan dalam segi bertempur, tetapi setidaknya ia bisa menggunakan kekuatannya untuk menolong dengan cara penyembuhannya.

"Maria dengar, biarkan anakku mengobati luka mu terlebih dahulu. Kalaupun kau tetap bersikeras, itu akan sia sia, karna kau tak akan bisa melindungi kami dengan keadaanmu seperti sekarang ini"

Jaehyun mencoba menyakinkan salah satu anak buah dari putra bungsunya itu. Ia tau keluarganya tak akan mampu bertahan lama jika saja para werewolf datang menyerang, tetapi setidaknya ia juga tak mau melihat seseorang harus merenggang nyawa demi melindungi nyawa nya dan anak anaknya.

"Itu benar, kami tidak selemah itu kalau kau ingin tahu. Jika hanya untuk membunuh beberapa werewolf kami masih sanggup, jangan terlalu khawatir" ujar Mark ikut meyakinkan, ia tak ingin menyia nyiakan kekuatan miliknya yang di berikan oleh sang adik adik.

Maria ragu, juga ia merasa malu. Ini melukai harga dirinya sebagai sosok yang di percayakan langsung oleh sang raja iblis untuk menjaga keluarganya.

Namun saat ini ia malah membahayakan nyawa keluarga dari tuan nya itu.

Tapi jika di fikirkan kembali, memang benar apa yang dikatakan ayah dari sang tuan, ia hanya akan menjadi beban jika keadaannya terus seperti ini.

Pada akhirnya Maria luluh dan menurut. Ia akan lebih membahayakan mereka jika keadaannya terluka parah seperti sekarang, maka dengan segera ia mengucapkan mantan penghilang dan dalam sekejap penghalang yang semula ada kini sudah lenyap.

Dengan segera Jaemin berlari menghampiri Maria yang sudah terlihat lemas itu, ia tak mau tanggung tanggung untuk kali ini, dengan tekad yang cukup kuat dan rasa bersalah yang menyeruak di dalam dirinya, Jaemin mengerahkan kemampuannya semaksimal mungkin untuk menyembuhkan luka dari wanita di hadapannya kini.

Bukan karna apa, luka yang sedang ia obati kali ini bukan sembarangan luka. di dalamnya sudah terkandung racun yang mematikan, sepertinya karna racun itulah yang membuat kekuatan Maria melemah seperti sekarang.

Dan benar saja, dugaan Maria kini terkabul. Beberapa werewolf mulai berdatangan, sepertinya pertahanan di depan sudah mulai melemah sehingga tidak sedikit para werewolf yang berhasil masuk ke dalam mansion dan langsung bergerak untuk menyerang.

Mark dan Jeno tidak akan membiarkan para werewolf itu menyelakai keluarga mereka. Dengan begitu keduanya mulai mengeluarkan semua kemampuan yang mereka punya untuk melawan para werewolf di hadapan mereka.

Sedangkan Jaehyun, lebih memilih terus berada di dekat putra tengahnya dan Maria. Ia akan melindungi keduanya jika saja ada werewolf yang berhasil lolos dari kedua putranya.

Beberapa detik berlalu, peluh mulai membanjiri kening Jaemin, tetapi ia tak berniat berhenti walau energinya sudah hampir habis untuk menyembuhkan luka di depannya kini.

Bersyukur karna beberapa detik setelahnya, ia berhasil mengobati serta mengeluarkan semua racun yang semula bersarang di dalam diri Maria.

Jaemin tersenyum senang melihat kerja kerasnya yang membuahkan hasil, begitu pula dengan Maria ia mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah ia terima.

Ketenangan mereka tak berlangsung lama, karna tanpa di sadari ada satu sosok yang terus mengawasi pergerakan semuanya sedari tadi.

Sosok itu kini tengah menyeringai di balik topeng yang ia kenakan.

.

Beralih dari mansion, kini kita berada di sebuah hutan yang sangat minim akan pencahayaan, mungkin karna hutan ini rimbun oleh pepohonan yang menjulang tinggi, sehinga cahaya dari bulan pun sangat sulit masuk kedalam hutan dan akibatnya suasana di dalam hutan lebih gelap dan lembab.

Dan disini Haechan berada sekarang, tepatnya di sebuah rumah kosong yang berada di tengah tengah hutan. Bukan tanpa alasan Haechan datang ke tempat ini, ia merasakan sebuah entitas energi yang begitu jahat berpusat di dalam gedung kosong ini.

Haechan menduga sosok yang berada di dalam lah yang menyebabkan kebangkitan para werewolf sekaligus mengendalikan mereka semua, karna ntah ini benar atau tidak. Otaknya menyalurkan tanda bahaya saat ini, seolah olah sesuatu yang kuat dan jahat akan segera bangkit tak lama lagi.

"Ku harap bukan dia" Haechan berguman kecil kemudian tanpa ragu ia mulai masuk kedalam rumah kosong di depannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung..

Èmó zhī wáng (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang