13. boneka beruang

114 19 0
                                    

Selamat datang, selamat membaca kegajean cerita ini-!

Boneka kecil ini sebagai simbolis bahwa aku akan selalu ada untuk sekedar mendengarmu bercerita -Aksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boneka kecil ini sebagai simbolis bahwa aku akan selalu ada untuk sekedar mendengarmu bercerita -Aksa.

▪︎

Masih di hari yang sama, namun di tempat dan pada waktu yang berbeda. Tepatnya, saat ini Arunika dan Aksa -lebih tepatnya Aksa, tengah sibuk memilih sebuah sepatu disalah satu tako yang ada disalah satu mall yang berada di jantung kota Jakarta.

Sementara Aksa tengah asik dengan berbagai pilihan sepatu yang ada. Arunika hanya menatap bosan ke arah pemuda berkulit eksotis satu ini. Pasalnya, sedari tadi Arunika hanya diam memperhatikan semua gerak-gerik Aksa tanpa argumen berarti. Meskipun Aksa terus meminta pendapatnya, gadis itu hanya akan menjawab 'terserah'.

Dan hal itu terus berlangsung cukup lama. Hingga Aksa secara tiba-tiba memakaikan sebuah head animal pada kepala Arunika.

"Apaan, sih?" Arunika, gadis itu lantas melepaskan head animal segera setelah Aksa memakaikannya.

Aksa lantas mengerucutkan bibirnya saat melihat Arunika melepas head animal yang ia pakaian begitu saja

"Napa dilepas sih? Padahal kalo lo pake itu gemesin banget" Aksa berkata sembari memberi cubitan gemas dipipi Arunika.

"Sakit, sa!" Arunika, gadis itu kini menatap horor ke arah Aksa. Yang hanya ditanggapi dengan kekehan kecil dari mulut pemuda itu.

"Gak ada yang lucu!" sarkas Arunika.

"Lo yang lucu, bikin gemes" saking gemasnya dengan raut wajah Arunika, Aksa bahkan sampai menyatukan gigi atas dengan gigi bawahnya sembari mencubit gemas pipi gadis itu.

Arunika yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas sesaat. "Anyways, sepatu kamu udah, belum? Saya mau cepet-cepet ke kedai Bi Narmi"

"Ngapain sih ke kedai Bi Narmi?"

Helaan nafas berat keluar dari mulut Arunika disertai dengan Arunika yang memutar bola matanya malas. Baginya, pertanyaan Aksa tidak perlu untuk dijawab.

"Iya, iya, gue tau kok. Nelat aja, ya? Ntar gue bilangin Bi Narmi deh kalo lo telat gara-gara nemenin gue beli sepatu"

"Kamu enteng banget kalo ngomong, emang Bi Narmi itu siapa kamu sih?"

"Bi Narmi tuh udah kayak ibu gue sih, dari kecil gue sering banget ke kedai Narendra. Kebetulan, Bi Narmi dulunya kerja di rumah gue" Aksa memberi sedikit jeda pada kalimatnya sembari menata kembali sepatu-sepatu yang tadinya ia ambil ke tempatnya semula.

"Terus, bapak gue ngasih Bi Narmi modal. a
Akhirnya, jadi tuh kedai Narendra yang sebenernya diambil dari nama Bi Narmi sama nama keluarga gue, Dirgarendra" sambungnya.

[✔] CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang