Selamat datang-!Saat ini Arunika sudah berada dikamarnya, merebahkan tubuhnya pada kasur minimalis bersprei motif bunga-bunga dikamarnya.
Ia menatap ke langit-langit kamar, pertemuannya dengan Fariz -bocah berkursi roda- itu terasa memiliki kesan tersendiri dalam benakknya. Anak itu seakan menghidupkan kembali semangat hidup dalam diri Arunika yang sempat menghilang.
Semua tentang Fariz terasa begitu memotivasi dirinya. Bayangkan saja, anak sekecil Fariz yang usianya bahkan masih diangka 7 tahun sudah harus melawan penyakit kanker otak yang semakin hari semakin menggerogoti dirinya, ditambah lagi Fariz termasuk dalam anak penyandang tuna daksa.
Tapi, bocah itu masih bisa tersenyum dalam keadaannya. Menganggap semua rasa sakitnya hanya akan berlangsung sementara, menganggap ia akan segera sembuh suatu hari nanti.
Iya, Fariz. Seorang anak laki-laki dengan sejuta kelebihan dalam dirinya, namun selalu dipandang sebelah mata oleh dunia.
Arunika ingin sekali menangis setiap bayangan Fariz terlintas dalam otaknya. Tentang bagaimana Fariz yang menatapnya dengan tatapan yang meneduhkan. Tentang bagaimana Fariz yang selalu tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakitnya. Tentang bagaimana Fariz yang selalu menanyakan pertanyaan yang bahkan tak bisa Ia jawab.
Terlebih, tentang semangat hidup bocah itu yang begitu tinggi.
Sungguh berbanding terbalik dengan Arunika, gadis yang baru saja divonis mengindap praleukimia oleh dokter enam bulan lalu sudah menyerah pada penyakitnya.
"Ya Allah, sebenarnya apa yang sedang coba Engkau ajarkan padaku melalui Fariz?"
"Anak itu masih sangat kecil untuk menerima beban seberat itu, aku bahkan tak bisa membayangkan akan seperti apa aku jika berada diposisinya"
"Aku mungkin tak sanggup menerimanya, aku tak sekuat anak itu"
Buliran air bening terus mengalir dari mata Arunika seiring percakapannya dengan Sang Maha Pencipta. Arunika larut dalam rasa harunya atas Fariz.
"Semesta, bercandamu tidak asik! Membuat anak sekecil Fariz harus menerima beban seberat itu" gumamnya dengan mata yang terpejam.
Di menit kemudian, saat Arunika mencoba memejamkan matanya untuk segera tidur. Ponselnya yang ada dinakas tiba-tiba saja bergetar. Dengan sedikit buru-buru diraihnya ponsel itu yang lantas menampilkan sebuah pesan pada aplikasi WhatsApp dari nomor tidak dikenal.
+62 857-5135-xxxx
Blokir | Tambahkan kontak
Today
Sayang
16.00 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] CANDALA
Novela Juvenil[Lokal AU + ft. kaistal || SEMI BAKU || LENGKAP] [15+] Ini bukan hanya bercerita tentang pertemuan dua hati manusia. Tetapi, tentang hubungan antara sahabat yang saling menguatkan dan saling mendengarkan dalam menjalani kehidupan. Tentang bagaimana...