Selamat datang dalam kegajean ini..
Saat ini Aksa tengah berada di ruangan Dr. Juna. Lelaki itu terlihat begitu serius, menunggu informasi mengenai penyakit Arunika. Dalam hatinya, ia berharap informasi yang akan ia dengar adalah informasi yang baik. Paling tidak, Arunika hanya kelelahan. Begitu harapan Aksa.
Sementara itu, dokter Juna terlihat menghela napas berat, sebelum memulai kalimatnya.
"Jadi begini, Arunika mengalami sindrom mielodisplasia, berjenis myelodysplastic syndrome with excess blasts tipe 1 dan 2. Di mana, salah satu jenis sel darah berjumlah sedikit dan juga terlihat tidak normal, disertai adanya sel darah yang tidak matang di dalam darah dan sumsum tulang Arunika."
"Bukannya, itu biasanya penyakit orang tua yang rentan usianya 65 tahun ke atas?"
"Sebenarnya, yang beresiko lebih besar mengidap penyakit ini, memang dari kalangan lanjut usia. Tapi tidak menutup kemungkinan, jika seusia Arunika bisa mengidap penyakit ini."
"Tapi, Arunika bisa sembuh 'kan?" tanya Aksa dengan tatapan yang intens, menatap dokter Juna dengan penuh harapan.
Dokter Juna pun tersenyum singkat. "Untuk bisa sembuh total, saya tidak bisa menjamin. Tetapi untuk pengobatan, kami selalu berusaha sekuat kemampuan kami."
"Pengobatan berarti, hanya bisa meredakan sakitnya, begitu maksud anda?"
Dokter Juna pun mengangguk, sebagai respon. "Tapi, sayangnya Arunika tidak mau menerima semua jenis pengobatan yang sudah kami tawarkan. Arunika, bahkan mengembalikan semua obat-obatan pereda sakit yang sudah saya berikan."
"Harusnya, dokter memberitahu Arunika untuk semangat memperjuangkan kesembuhannya. Tapi, dokter kok nggak ada pedulinya? Arunika nggak mau, dokter biarin gitu aja. Harusnya, diiming-iming hadiah gitu biar dia mau." decakan pelan lantas keluar dari bibir Aksa kala itu.
Aksa, lelaki itu merasa dokter Juna sama sekali tidak memedulikan pasiennya. Dokter seharusnya, bisa memberikan motivasi dengan cara apa pun kepada pasiennya. Bukan membiarkannya begitu saja, saat si pasien tidak mau. Dokter macam apa yang sedang ia temui saat ini? Begitu tanya Aksa dalam benaknya.
"Asal kamu tahu, saya sudah mencoba membangkitkan semangat hidup Arunika berulang kali. Tapi, dia tetap pada pendiriannya. Karena, dia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi."
"Itu karena dokter nggak bisa memahami tabiat wanita, sama trik khusus untuk bisa membujuk wanita seperti Arunika."
"Kalau begitu, kamu saja yang mencobanya. Buatlah Arunika memiliki kembali semangat untuk bisa sembuh." senyuman manis pun terulas di bibir dokter Juna.
"Baik, saya akan melakukannya. Saya yakin, Arunika akan memiliki semangat untuk terus hidup jika bersama saya." ujar Aksa dengan penuh keyakinan.
Sekon kemudian, setelah merampungkan ucapannya tersebut. Aksa memilih untuk segera beranjak dari ruangan dokter Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] CANDALA
Teen Fiction[Lokal AU + ft. kaistal || SEMI BAKU || LENGKAP] [15+] Ini bukan hanya bercerita tentang pertemuan dua hati manusia. Tetapi, tentang hubungan antara sahabat yang saling menguatkan dan saling mendengarkan dalam menjalani kehidupan. Tentang bagaimana...