19. menurut psikolog

73 18 0
                                    

Selamat datang...

Pagi pun kembali tiba, pagi ini Arunika dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki yang sudah berdiri tegak dengan cemgiran tanpa dosa di depan kamar kostnya kala ia baru membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi pun kembali tiba, pagi ini Arunika dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki yang sudah berdiri tegak dengan cemgiran tanpa dosa di depan kamar kostnya kala ia baru membuka pintu.

Lelaki itu adalah Aksa.

Entah sejak kapan lelaki itu datang, dan apa tujuannya datang sepagi ini. Saat matahari baru saja menampakkan kehangatan sinarnya.

"Kamu itu cowok apa sih? Masa pagi-pagi udah keluyuran ke tempat cewek."

"Cowok beneran, masa cowok jadi-jadian. Tapi, kalau jadian sama kamu juga boleh. Oh ya, tolong yang keluyuran itu diralat dong, kan aku datengin masa depan aku."

Arunika lantas memutar bola matanya malas, sembari tersenyum miring. "Gila." ujarnya singkat.

"Gila tapi ganteng."

"Pede banget." ujar Arunika sembari tersenyum miring.

"Orang harus pede, biar diakui."

"Tetangga saya terlalu pede, besoknya mati."

Aksa, lelaki itu lantas terlihat sedikit menganga kala mendengar penuturan Arunika. "Serius?" tanyanya.

"Kalau kamu nggak ada kepentingan, lebih baik pergi aja dari sini." ujar Arunika untuk mengalihkan pembicaraan.

Pasalnya, Arunika hanya malas meladeni ucapan Aksa yang menurutnya tidak bermutu dan tidak harus dijawab.

"Eh, ada tahu."

Arunika lantas menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari menatap Aksa dengan malas.

"Mama bilang, dia pengin ketemu calon mantunya." ujar Aksa sembari menunjukkan cengirannya yang khas, kala tak ada tanggapan berarti dari Arunika.

Alis Arunika lantas terangkat kala mendengar perkataan Aksa tersebut. "Ya, terus? Hubungannya sama saya apa?" tanyanya.

"Kan kamu calon mantu mama." balas Aksa dengan mantap dan penuh percaya diri, tanpa mengindahkan tatapan Arunika yang tiba-tiba horor padanya.

"Masih pagi, halu kamu udah ketinggian aja. Bisa-bisa sampe ketemu Tuhan nanti."

"Bagus dong, ntar aku bisa langsung request biar dijodohin sama kamu." ujar Aksa sembari menaik-turunkan kedua alisnya.

Tak ada tanggapan dari Arunika, gadis itu hanya tersenyum singkat tanpa makna. Kenapa ada makhluk yang memiliki kadar kehaluan sekaligus kepercayaan diri yang sangat tinggi seperti Aksa? begitu tanya Arunika dalam hati.

"Lagian, menurut psikolog kamu cocoknya sama aku. Kalau kamu sama aku, aku jamin hari-hari kamu akan dipenuhi kebahagiaan tiada henti karena punya lelaki super tampan dan baik hati seperti aku."

"Psikolog mana yang mencetuskan perkara itu?"

"Aku-lah, bentar lagi aku 'kan jadi psikolog. Aksa Dirgarendra S.Psi." balasnya dengan bangga.

[✔] CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang