24. aku membuat dia menangis?

84 21 0
                                    

Selamat datang dalam kegajean cerita ini♡

"Ayah kenapa, kak?" Arunika pun dibuat penasaran atas jawaban Jefan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah kenapa, kak?" Arunika pun dibuat penasaran atas jawaban Jefan tersebut. Ada apa dengan ayahnya? Begitu tanya Arunika dalam benaknya.

Dalam hati, Arunika berharap bahwa ayahnya tidak dalam kondisi yang dikatakan 'parah'. Sungguh! Arunika berharap, kakaknya akan mengatakan bahwa ayahnya hanya mengalami kelelahan yang tidak beresiko hal-hal di luar keinginannya.

"Dari diagnosis dokter, ayah mendapat angina pectoris. Dokter bilang, akan banyak kesempatan buat jadi myocardial infarction karena ada penyumbatan aliran darah ke otot jantung. Dokter juga bilang, ayah mendapat aterosklerosis, karena penumpukan lemak di dinding arteri ayah." jelas Jefan pada akhirnya, sesuai dengan pemahamannya atas penyakit ayahnya yang dijelaskan dokter kepadanya.

"Ayah pasti mengalami jantung stres."

"Pasti, akhir-akhir ini ayah sering lembur. Ayah juga sering tidur di kantor, kondisi perusahaan lagi nggak baik. Ditambah, kamu ngilang sejak hari itu."

Arunika, gadis itu nampak terdiam sejenak. Ia pun menatap lekat kedua bola mata kakaknya, sekaligus mencerna kalimat yang baru saja diucapkan kakaknya saat ini.

Apa ayahnya memikirkan dirinya juga selama kepergiannya hari itu? Apa ayahnya merasa kehilangan dirinya? Apa ayahnya ikut mengkhawatirkan keadaannya saat itu? Berbagai pertanyaan bertubi-tubi pun muncul di dalam otak Arunika kala itu. Namun hanya dalam beberapa saat, ia tepis semua pertanyaan itu dari dalam otaknya.

"Mau lihat ayah?" tawar Jefan kemudian, kala tak mendapati Arunika yang berniat mengatakan sesuatu. Yang lantas dibalas Arunika dengan sebuah anggukan pelan.

Jefan, pria itu lantas bernisiatif mengambil alih peran Aksa untuk mendorong kursi roda yang dipakai Arunika saat ini. Jefan juga kedapatan memberikan sebuah kode agar Aksa meninggalkan Arunika bersama dirinya.

"Maaf, biar saya aja yang dorong Arunika. Setelah itu, kamu bisa pergi." ujar Jefan pada Aksa yang masih setia memegangi kursi roda Arunika.

Mendengar ujaran kakak Arunika itu, lantas membuat Aksa menggeleng sembari tersenyum lebar. "Saya anter aja, sekalian biar bisa kenal keluarga Arunika." ujar Aksa kemudian.

Decakan pelan pun ikut keluar dari bibir Jefan kala itu, ia tidak tahu siapa pemuda yang sedang bersama adiknya itu. Sebenarnya, hanya karena itu, Jefan tidak ingin Aksa ikut bersama dirinya dan Arunika.

"Tapi, maaf... saya—" belum sempat Jefan merampungkan kalimatnya, Arunika sudah lebih dulu memotong kalimatnya tersebut.

"Aku mau ditemenin Aksa."

[✔] CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang