[25] Atas Nama Cinta

126 4 0
                                    

Rian dan Asti kembali dalam sidang terbuka keluarga mereka.

"Jadi kalian sudah baikan?", tanya Ayah Rian.

"Iya, Yah...", kali ini giliran Rian menjawab agak malu.

"Trus nanti setelah menikah kalian LDR-an lagi?", tanya Raya. "Nggak capek apa dari tunangan LDR-an mulu??"

"Enggak kok, kita nggak jadi LDR-an...", ujar Rian penuh percaya diri.

"Lalu??", kompak panik lagi satu keluarga.

"Rencana kalian jangan mudah berubah dong, Nak...", tegur Bunda Rian.

"Iya nih. Kalian berdua macam cuaca aja. Hari panas tiba-tiba berubah hujan petir lalu cerah kembali...", ujar Raya.

"Hush...anak kecil nggak usah ikutan", tegur Raka pada adik bungsunya.

"Hmmm...setelah kami pikirkan, mungkin Kak Rian yang bakal ikut aku ke Enschede nanti. Iya kan?", jawab Asti yakin sambil menoleh pada Rian.

Rian tersenyum namun wajahnya kembali bingung. "Bukannya LDR-an tadi cuma strategi biar nggak dimarahi?", bisiknya. "Lagian barusan kamu janji nggak akan ninggalin aku kan??"

"Yaa...kalau Kak Rian ikut aku kesana kan kita nggak jadi LDR-an..."

"Kok nggak bilang-bilang aku dulu sih?", protes Rian masih sambil berbisik.

"Kak Rian juga bikin masalah begini duluan nggak bilang aku kan??", bisik Asti sambil pura-pura tertawa.

Melihat gelagat lama mereka itu, para anggota keluarga lainnya langsung geleng-geleng kepala.

"Mau LDR-an atau enggak, nanti kalian diskusikan berdua aja. Tapi intinya pernikahan kalian tetap berjalan sesuai rencana kan?", Ayah Rian kembali memastikan.

Asti dan Rian langsung mengangguk serempak.

"Berarti beres yaa? Nggak ada masalah lagi kan?", Papah Asti turut meyakinkan keadaan.

"Hah??", Rian teringat sesuatu. "Harus segera menghubungi pihak wedding organizer. Kemarin kubilang acara kita batal...", dia langsung sibuk mencari ponselnya.

"Apa??", Bunda Rian dan Mamah Asti serentak panik. Mereka ikut-ikutan membuka ponsel.

"Tenang aja, mereka tetap menyiapkan acara sesuai jadwal kok", ujar Asti kalem.

Semua mata memandang Asti bingung.

"Kok bisa?", tanya Rian.

"Oh...kemarin habis Kak Rian batalin, mereka konfirmasi lagi sama aku. Jadi kubilang aja, Kak Rian cuma becanda dan acaranya tetap jalan sesuai rencana...", jelas Asti yang langsung disambut tawa lega semua orang.

Para ibu pun segera berlalu dan menyibukkan diri di dapur. Mungkin mereka akan memasak sekaligus berkeluh kesah mengenai kecerobohan tingkah anak-anak mereka yang dianggap masih kurang dewasa. Adapun bapak-bapak segera beralih menuju ruang kerja. Sepertinya banyak juga yang ingin mereka diskusikan setelah anak-anaknya membuat mereka sakit kepala.

Tersisa Heidi, Raka dan Raya yang masih terus memperhatikan Asti dan Rian dengan tatapan penuh curiga.

"Kamu tetap ngelanjutin rencana pernikahan itu meskipun aku jelas-jelas bilang buat membatalkannya?", tanya Rian dengan suara lebih mirip gumaman.

Asti tertawa kecil. "Trus Kak Rian mau aku pasrah aja gitu?", balasnya. "Aku sih nggak keberatan kita putus lebih lamaan lagi. Dua bulan misalnya! Tapi masalahnya, kalau pernikahan kita ditunda selama itu, nanti biaya pernikahannya jadi dobel..."

"Oh...jadi pertimbangannya biaya aja gitu?", Rian menyahut sebal.

"Coba deh Kak Rian pikir, kalau akhirnya Kak Rian tetap nikah sama aku juga, ngapain harus bayar dobel buat pesta pernikahan? Mending uangnya dipakai buat kita jalan-jalan..."

"Apa??", suara Rian agak tinggi.

"Lho...bener kan?? Kak Rian nggak punya obsesi menikah denganku dua kali kan??", goda Asti masih dengan suara disetel pelan sebelum akhirnya melarikan diri.

Rian sampai kehabisan kata-kata dibuatnya. Baru juga berbaikan, tapi jemarinya sudah mulai memijit kepala lagi.

"Nggak bisa yaa kalian ini nggak drama??", ujar Raya kesal.

"Kamu yakin nggak mau tetap membatalkan saja pernikahan kalian?", ujar Heidi pada Rian.

"Sepertinya sudah terlambat untuk membatalkan dua kali, Bang.", sahut Raka prihatin.

Rian hanya bisa tertawa! Ya, salahnya sendiri, selalu terperangkap janji manis Asti!

🍀🍀🍀

*Ditulis dengan cinta... 💕

Atas Nama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang