"Sebenarnya kamu ingin menikahiku karena cinta atau obsesi saja?", ujar Asti tiba-tiba.
Wajah Rian kaku mendengarnya. Ia langsung bangkit dan pergi meninggalkan gadis itu menuju kamar mandi. Dibiarkannya air dingin mengaliri tubuhnya. Berharap rasa marah segera lenyap.
Sekilas ia melihat pantulan diri lelaki dengan luka. Benaknya tak habis pikir, bagaimana Asti bisa punya kesimpulan bahwa ia hanya terobsesi dengannya?
Dalam hitungan detik, Rian bahkan sudah membanting semua yang ada di hadapannya!
🍀🍀🍀
Traveling keluarga 4 tahun lalu...
"Aku suka Asti...", Raka mengaku pada abangnya.
Rian menarik nafas panjang. "Karena itukah kamu memberinya ide untuk putus denganku?"
"Ahhh...iya, aku tertangkap basah!"
"Asti tak akan bisa meninggalkanku...", ujar Rian yakin.
Raka takjub tapi juga kesal melihat kepercayaan diri abangnya itu. "Bagaimana kalau aku bisa membuat Asti meninggalkanmu?"
Tubuh Rian membeku. "Apa??", dia takut salah mendengar ucapan adiknya itu.
"Bagaimana kalau aku bisa membuat Asti meninggalkanmu?", ulang Raka.
"Kamu mau merebut tunanganku, begitu??", Rian mengecek niat adiknya.
Raka mengangguk. "Lagipula, selama dua tahun ini kamu sudah mengabaikannya...", ungkit Raka. "Dan tampaknya dia juga lebih bahagia di dekatku..."
Tangan Rian mengepal. Dadanya seolah terbakar!
🍀🍀🍀
Seminggu kemudian...
Tok tok tok.
Pintu kamar Rian diketuk. Meski tak disahuti, Asti masuk dengan senyum lebar. "Mau dibantuin?", tanyanya saat melihat Rian sedang menyusun pakaian yang akan dimasukkan ke dalam koper.
Entah kenapa, Rian benci kenyataan dimana ia harus kembali meninggalkan Asti ke Tokyo dua hari lagi. Terlebih setelah tahu adiknya sendiri berani menaruh hati pada tunangannya itu. Benak Rian kembali dipenuhi amarah. Juga keraguan besar terhadap keberlanjutan hubungannya dengan Asti.
"Bagaimana kalau aku bisa membuat Asti meninggalkanmu?", kalimat Raka terus berulang dalam ingatannya.
"Ada yang perlu dibantu nggak?", Asti sekali lagi menawarkan.
Alih-alih menjawab pertanyaan Asti, Rian malah mengunci pintu kamarnya. Entah setan dari mana yang mulai merasukinya. Dalam sekejap, Rian sudah menarik tubuh mungil tunangannya itu ke tempat tidur. Meski agak terkejut, Asti membiarkan Rian menciumnya. Namun saat keadaan jadi makin tak terkendali, Asti mulai panik.
"Kak jangaaan...", dia berusaha menjauhkan diri dari Rian.
Asti tahu persis apa yang diinginkan Rian saat itu. Tapi bertunangan tidaklah sama dengan menikah. Ikatan itu tak bisa melegalisasi hasrat Rian padanya.
Meski keluarga Asti tak begitu religius, namun Papahnya sejak kecil selalu mengajarkan agar anak perempuannya itu menjaga diri dan tak menodai kehormatan keluarganya.
"Kenapa? Bukannya kemaren kamu sendiri yang bilang menyukaiku?", Rian mengingatkan Asti pada ucapannya pada Rian saat liburan keluarga minggu lalu. Lelaki itu tak nampak akan membiarkannya pergi.
"Iya, tapi nggak gini caranya..."
"Kenapa enggak?"
Asti ketakutan. Otaknya berusaha keras merespon cepat keadaan darurat ini. Sejak tadi ia sudah mencoba lari dari pelukan Rian. Sia-sia. Tubuhnya terkunci. Berteriak pun akan percuma. Rumah tunangannya itu sangat luas. Keluarga Rian yang berkumpul di bawah takkan mendengar teriakannya dari lantai tiga. Ini benar-benar bisa menjadi bencana!
"Oh...oke. Jadi sebenarnya, bagimu...aku...bukan seseorang yang perlu kamu jaga...", cicit Asti diantara isak tangisnya.
Rian mematung! Kemarahan pada Raka dan rasa tak percaya pada Asti hampir membuatnya buta. Dia ingin memiliki Asti. Segera dengan segala cara. Rian bahkan lupa akibatnya andai Heidi tahu apa yang ia lakukan pada adiknya itu.
"Maafkan aku...", ujar Rian sambil melepaskan Asti.
🍀🍀🍀
"Kalau Asti memilih kuliah denganku di Yogya, tolong lepaskan saja dia!", ujar Raka pada Rian. "Jangan mengekangnya. Lagipula, dia bukan boneka yang bisa kamu atur seenaknya! Dia manusia bebas yang bisa memilih untuk tetap bersamamu atau meninggalkanmu..."Lalu perkelahian dua bersaudara itu pun akhirnya tak terhindarkan!!
Meski akhirnya Asti membatalkan rencana kuliah di kampus yang sama dengan Raka, namun pilihan Asti, pada akhirnya tetap saja membuat Rian terluka!
🍀🍀🍀
*ditulis sambil memikirkan lanjutan cerita... 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Cinta
RomanceMenikahi Rian. Kalimat itu terdengar paling menakutkan bagi Asti. Asti Pradipta. Pikirannya tak sepolos penampilannya. Dia penuh perhitungan. Dan sangat menikmati perhatian. Rian Mahardika. Lelaki pendiam dengan seribu satu pesona. Kekurangannya c...