Asti tersenyum lebar. Wajahnya tambah manis dalam balutan kerudung ungu muda. Gamis senada berbahan brokat yang dikenakannya pun membuat penampilannya makin menawan. Ya, hari ini ia wisuda.
Ketika upacara telah usai, tawanya masih menggantung di udara.
"Ah, kalimat klisemu itu sungguh membekas di hati kami...", Hanin masih menggoda pidatonya sebagai perwakilan mahasiswa padahal mereka telah lama meninggalkan tempat acara.
Lia yang awalnya menyelonjorkan kaki begitu duduk di bangku asrama langsung tertawa. Sementara Emma yang membawakan minuman dingin juga tak kalah geli mendengarnya. Asti hanya geleng-geleng saja. Pasrah!
Saat itulah, Innova putih mengkilap memasuki halaman asrama mereka.
"Siapa?", Emma dan Lia serempak bertanya entah pada siapa. Hanin dan Asti ikut penasaran di sebelah mereka.
Keluar dari mobil itu, lelaki berkacamata hitam yang membawa seikat bunga. Kemeja dan celana bahan berwarna putih itu membungkus indah tubuh menjulangnya. Langkahnya penuh percaya diri mendekati keempat perempuan di beranda asrama putri itu. Hanya tersisa jarak dua meter ketika ia membuka kacamata dan menampakkan mata elangnya.
"Selamat yaa...", ujar pemilik suara bariton khas itu sambil menyorongkan bunga.
Asti terkesiap! Sedang apa dia disini??
🍀🍀🍀
*diedit lagi dan lagi setelah pertimbangan panjang, apakah cerita ini memang layak diupload atau disimpan dalam draft saja...😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Cinta
RomanceMenikahi Rian. Kalimat itu terdengar paling menakutkan bagi Asti. Asti Pradipta. Pikirannya tak sepolos penampilannya. Dia penuh perhitungan. Dan sangat menikmati perhatian. Rian Mahardika. Lelaki pendiam dengan seribu satu pesona. Kekurangannya c...