University of Twente (UT) merupakan universitas teknik berbasis riset yang cukup unggul di bidang teknologi dan penerapannya dalam konteks sosial masyarakat.Sejak tahun 1961, UT aktif mengembangkan teknologi untuk membangun masa depan: mulai dariTeknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), bioteknologi, hingga nanoteknologi. Riset yang dikembangkanselalu bersaing di level internasional. Karena itulah, Asti selalu bermimpi menjadi bagian dari kampus hijau ini. Asti menyenangi kondisi dimana tidak ada batasan antara berbagai disiplin ilmu disana.Ilmu teknik dan ilmu sosial dikembangkan bersamaan dengan sentuhan kemanusiaan, sangat cocok dengan slogannya, 'High Tech, Human Touch'.
Musim gugur di kota Enschede cukup dingin bagi Asti yang terbiasa hidup di daerah tropis. Suhu harian bulan februari berkisar sekitar 5-11°C sehingga membuat bibir dan kulitnya mendadak kering. Rian yang sudah terbiasa dengan negeri empat musim itulah yang kemudian merawatnya.
"Untuuung ada kamu", goda Asti saat melihat suaminya itu mengolesi vaseline di telapak tangannya.
"Jadi kamu membawaku kesini buat ini?"
Asti hanya tertawa. Matanya menikmati Rian yang sibuk dengan tangannya.
"Kenapa kamu tetap menikah denganku? Bukankah temanmu mengatakan ada banyak laki-laki baik yang melamarmu?"
Kening Asti berkerut. Rupanya Rian mendengar bocoran dari Hanin, Lia dan Emma di meja makan itu.
"Kamu terganggu?"
Rian mengangguk. "Bukankah aku jauh dari kriteria laki-laki berakhlak baik yang harusnya kamu pilih sebagaimana anjuran Ustadz Hamid di kajian pra-nikah itu?"
Asti tersenyum. Teringat tanpa sengaja mendengar percakapan Rian dan abangnya, Heidi.
🍀🍀🍀
"Sepertinya aku tak cukup pantas mendapatkan Asti..."
"Alasannya?"
"Sepertinya dia menginginkan laki-laki yang lebih religius sebagai pendampingnya"
"Dia bilang gitu?"
"Enggak langsung, sih! Tapi dia minta aku ikut kajian pra-nikah dan materinya semua mengarah kesana...", Rian menarik nafas panjang. "Trus aku baru sadar, adekmu sudah berubah jauh. Dia pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik daripada aku..."
"Memangnya kamu kenapa?"
Rian lagi-lagi menarik nafas panjang. "Aku jauh dari kata baik", gumamnya sedih!
🍀🍀🍀
"Hmmm...mungkin karena aku juga nggak cukup baik untuk mereka?", sahut Asti setengah bercanda.
Rian menatapnya sebal.
"Oke, serius", ujar Asti. "Hmmm...Kak Rian tahu kan, aku pasti akan selalu memilih Kak Rian dibanding semua orang yang mendekatiku?"
Rian menggeleng. "Kenapa?"
Asti tersenyum. "Karena meskipun kadang benci, tapi aku juga selalu cinta sama Kak Rian", sahut Asti kalem.
Rian tersenyum tapi pasang tampang kesal. "Tapi kamu tetap ragu menikahiku kan?"
Asti tertawa. "Jelaslah...", dia sama sekali tak mencoba membantahnya. "Aku nggak mau menikahi laki-laki keras kepala yang selalu curiga denganku", godanya.
Rian berdehem. Meski harus mengakuinya namun cukup menyebalkan juga saat mendengar Asti mengatakan fakta tentang keburukannya.
"Jadi solusiku cuma satu. Kita berdua sama-sama berubah menjadi hamba Allah yang hanif. Bertobat atas semua kesalahan kita di masa lalu kemudian menjalani hidup penuh ketaatan terhadap semua perintah Allah SWT sekaligus menjauhi larangan-Nya", lanjut Asti.
"Jadi aku harus berubah nih?"
"Kita berdua harus berubah, Kak", koreksi Asti.
"Itu akan lebih sulit untukku", ujar Rian.
"Pasti bisa", sahut Asti yakin. "Aku akan membantu..."
"Bagaimana jika aku tak kunjung berubah seperti harapanmu?"
"Aku akan berdoa agar Allah SWT memberimu hidayah-Nya"
Rian manggut-manggut. Tampak puas dengan jawaban perempuan yang sudah resmi jadi istrinya itu. "Haruskah aku menumbuhkan jenggot juga?"
Asti tertawa! Hatinya merapal doa agar ia dan suaminya diampuni atas noda-noda dosa masa lalu mereka dan menjadi pasangan sholeh-sholeha. Bahagia tak hanya di dunia. Namun juga di akhirat sana...
"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzuriyyatinaa qurrota a'yun"
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan dari kalangan kami sebagai penenang hati."
🍀🍀🍀
*Ditulis dengan cinta, semoga yang membaca menikmatinya dan sampai jumpa di cerita lainnya...💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Cinta
RomanceMenikahi Rian. Kalimat itu terdengar paling menakutkan bagi Asti. Asti Pradipta. Pikirannya tak sepolos penampilannya. Dia penuh perhitungan. Dan sangat menikmati perhatian. Rian Mahardika. Lelaki pendiam dengan seribu satu pesona. Kekurangannya c...