22 | TERLAMBAT SEKOLAH

759 48 5
                                    

Ternyata orang yang menggedor-gedor pintu apartemen adalah orang gila.Mereka tadi diberitahu oleh petugas keamanan yang membantu mengamankan orang gila tersebut.Untung saja mereka tidak jadi mengecek keluar.Bisa bisa mereka diamuk.

Setelah beberapa jam dari kejadian itu teman-teman Arka dan Kania memutuskan untuk pulang.Besok mereka harus sekolah maka dari itu mereka memilih pulang supaya tidak ribet.Karena mereka tak membawa seragam atau pun peralatan tulis lainnya.

Kania dan Arka berada di kamar.Mereka sedang mengerjakan tugas masing masing.Kania yang mengerjakan tugas di meja belajar, sedangkan Arka di atas kasur.Mereka sibuk dengan tugas masing-masing.

Kania menghela nafas panjang."Kak,ini caranya gimana?"tanya Kania kebingungan.Ia tidak paham dengan materi fisika tersebut.

Arka beranjak dari kasur.Lalu membaca soal yang Kania tidak paham.Dia tentu saja masih mengingat tentang pelajaran tersebut.Arka menuliskan jawaban soal itu pada buku coretan.Sembari ia menjelaskan sedikit pada gadisnya.

"Paham nggak?"tanya Arka ketika selesai menjelaskan.

Kania mengangguk pelan."Tapi ini cara ketemunya gimana?"Gadis itu menunjuk angka yang dihasilkan dari coretan Arka.

Arka kembali menjelaskan kepada Kania.Berulang kali sampai Kania memahami jawaban yang didapatnya.Namun,Kania bukannya fokus pada penjelasannya.Gadis itu malah menatapnya sampai tidak berkedip.Rasanya ia ingin menelan gadisnya hidup-hidup.

"Ganteng banget cowok gue,"gumam Kania yang masih dapat Arka dengar.

Arka mendengkus kesal."Yang diliat coretannya bukan muka gue."sahutnya.

Kania hanya terkekeh pelan.Ia mulai mencoba mengerjakan soal yang berbeda namun rumusnya masih sama.Setelah beberapa menit akhirnya ia berhasil menemukan jawaban.Lalu memberikannya pada Arka.Supaya kekasihnya itu bisa mengeceknya kembali.

Arka mengangguk tanda jawaban yang diperoleh Kania benar.

Kania tersenyum bangga."Pinter juga gue."pujinya pada diri sendiri.

"Eh,Kak.Kasus beberapa bulan yang lalu pas kita ke pasar malem gimana? Apa lo dapet info dari orang suruhan atau polisi?"tanyanya penasaran.Kasus-kasus yang menimpanya tidak pernah ada yang selesai.Dan ia yakin semua orang yang menerornya adalah orang yang sama.

"Nggak ada kemajuan.Mereka main rapi,"kata Arka sembari membereskan buku-buku miliknya.

Kania menghela nafas panjang.Memijit pelipisnya.Memikirkan hal-hal seperti ini membuatnya sedikit takut.Ia hanya takut orang terdekatnya yang menjad korban.

"Tapi apa orang suruhan lo atau polisi nggak dapet secuil pun bukti?"Tatapan gadis itu penuh harap.Arka yang melihatnya menjadi tak tega.

"Dapet,"Laki-laki yang umurnya lebih tua satu tahun darinya itu mengambil laptop berwarna hitam.Beberapa menit setelahnya ia menunjukkan sebuah video seorang perempuan beserta kedua orang lelaki yang sepertinya anak buahnya tengah berbicara.Namun karena jarak orang yang memvideo jauh.Jadi tidak terdengar suara dari video itu.

Kania menganalisa penampilan perempuan dalam video itu.Memakai Hoodie berwarna pink dengan celana legging hitam.Sangat familiar.Namun ia tidak bisa memastikan siapa orang tersebut.Karena ia rasa tak memiliki musuh.Paling cuman Bila.Kania sedikit ragu jika orang tersebut adalah kakak kelasnya itu.

"Lo nebak itu siapa?"tanya Kania penasaran.

Arka terdiam sebentar."Orang munafik yang ada dikehidupan lo."katanya santai.

ARKANIA | PERJODOHAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang