2 | WAITING FOR U

3.2K 147 20
                                    

[🚫DILARANG SALAH LAPAK ATAU PROMOSI DI LAPAK INI 🚫]

HAPPY READING ALL 💐


Kania dan Arka saling tatap satu sama lain.Mereka seolah ingin berbicara,akan tetapi tertahan di tenggorokan.Beberapa detik setelahnya mereka memutuskan kontak mata di antara keduanya.Suasana canggung melanda diantara keduanya.Mereka belum pernah kenal sebelumnya.Jadi perlu banyak adaptasi agar suasana canggung diantara mereka bisa teratasi.Dan mereka bisa berbicara leluasa.

Kania menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.Dia tersenyum kikuk.Bingung akan memulai pembicaraan apa.Karena mereka belum pernah kenal dekat.Kania pun mengenal Arka hanya sekedar kakak kelas yang famous.Dan Arka pasti tidak mengenalnya.Karena Kania bukan adik kelas famous.

"Nggak ada kamar lain selain ini?"tanya Kania tiba-tiba.Karena dia tidak mau satu kamar dengan lelaki tersebut.Walaupun Arka sudah menjadi suaminya.Tetap saja Kania tidak mau.Dia lebih memilih tidur sendirian saja.

Arka menggeleng.Apartemen ini sebenarnya hanya untuk dirinya tinggal.Dia tidak pernah berpikir akan menikah muda.Dan tinggal bersama di apartemennya.Menurut Arka juga apartemen ini cukup untuk hidup berdua.Jadi dirinya saat ditawari oleh ayahnya ingin ganti apartemen atau tidak.Dirinya bilang tidak.Alasan utamanya adalah Arka sudah terlanjur nyaman disini.

"Terus gue tidur dimana?"tanya Kania bingung.Rasanya Kania ingin pulang ke rumah saja.Tapi pasti nanti mamanya akan marah.Dia masih belum menerima bahwa dirinya menikah muda.Benar.Bahwa dia menyetujui perjodohan itu.Tapi dia masih butuh waktu.

Arka mengembuskan napas kasar."Di kamar ini."balas Arka datar.Terlalu malas berbicara banyak.

Kania tersenyum canggung sambil mengangguk pam.Kania ingin to the point bahwa dia tidak mau sekamar dengan Arka,tetapi Kania merasa tak enak.Jadi mau tidak mau Kania harus tidur bersama Arka.Karena sifatnya yang selalu tidak enakan dengan orang-orang.

Arka paham dengan raut wajah Kania yang mendeskripsikan bahwa gadis itu tidak mau sekamar dengannya.Dia juga belum mau sekamar dengan Kania.Mungkin dirinya akan tidur di ruang tamu saja.Arka mengambil bantal dan selimutnya.Dia akan tidur disofa malam ini atau bahkan selamanya.Selama dirinya belum siap tidur berdua dengan gadis itu.

"Eh.Mau kemana,Kak?"Kania terkejut dengan Arka yang peka sekali.Padahal Kania hanya menampakkan ekspresi bingung saja.Tapi syukurlah dia jadi lebih nyaman akan tidur.Semoga Arka tidak marah dengan dirinya karena hal ini.Semoga saja.

"Tidur di luar,"balas Arka malas.Dia melangkah keluar kamar sembari membawa bantal dan selimut yang dia ambil di kasur kamarnya.Arka sengaja tidak membawa bantal karena dia akan menggunakan sofa bantal saja.Walaupun sofa bantal itu kecil.Tapi memang nyaman.Arka sudah terbiasa menggunakannya.

Kania membelalak mendengar penuturan bahwa Arka beneran akan tidur diluar.Kania ingin mencegah.Tapi dirinya tidak mau sekamar dengan lelaki itu.Jadi apa yang harus dia lakukan.Membiarkan Arka tidur diluar? Atau Arka tetap tidur dikamar tapi dikasur lipat?

Kania menghela nafas."Serius lo mau tidur di luar?"tanya Kania yang masih merasa tak enak.

Arka berhenti melangkah tepat di ambang pintu.Dia membalikan badannya,lalu kembali masuk ke kamarnya.Dia menatap Kania yang wajahnya bingung.Dia tahu Kania masih merasa tidak enak.Padahal dia juga setuju dengan keputusan gadis itu.Dia juga sangat menghargainya.

"Iya,Kenapa?"tanya Arka mengerutkan keningnya.Sebenarnya malas harus membalas pertanyaan basa-basi dari mulut gadis itu.Tapi ucapan mamanya yang mengingatkannya agar tidak terlalu kaku dengan istrinya.

Kania tidak tahu akan menjawab apa.Karena dirinya kehabisan kata-kata.Tadi Kania sengaja bertanya seperti itu.Biar tidak kelihatan bahwa Kania sangat senang karena tidak tidur bareng dengan lelaki itu.Dan Arka malah menanggapinya yang membuatnya kebingungan untuk menjawabnya.

ARKANIA | PERJODOHAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang