13. Akad Nikah

6.3K 452 4
                                    

.
.
.

...

❤️❤️❤️

Setelah hari berkumpulnya keluarga dan Miladnya Alya, kini telah tibalah hari di mana Ziyad dan Zafha akan menjadi suami istri. Pernikahannya hanya dihadiri kerabat Azka, Alya dan sahabat Zafha.

Ya sahabat Zafha juga ada. Zafha sudah menceritakan yang sebenarnya kepada kedua sahabatnya itu. Mereka turut bahagia mendengarnya.

Zafha kini sudah berpakaian gamis putih yang simple tapi menawan dan jilbab putih yang membaluti kepalanya. Hingga makeup yang terbilang tipis menghiasi wajahnya. Tapi, itu membuatnya tetap cantik. Tentunya kedua sahabatnya dan Naira yang membantunya berhias.

Lamunannya buyar ketika Hani memegang pundaknya. Latisya membantunya memasangkan mahkota rantai di dahinya. Membuatnya tambah cantik.

"Masya Allah cantiknya sahabatku ini," puji Hani memperhatikan Zafha.

"Tentu, Zafha memang udah cantik dari lahir." timpal Naira tersenyum. Latisya dan Hani mengangguk membenarkan.

Zafha tersipu malu mendengar pujian dari sahabatnya dan sepupunya itu. Alya masuk ke dalam kamar.

"Masya Allah anak Umi, gini aja cantik banget," puji Alya lalu tersenyum. Lalu mengecup kening Zafha dengan sayang. Rasanya Alya ngin menangis sekarang, karena terharu sebentar lagi putri kesayangannya, putri satu-satunya akan menjadi seorang istri. Namun dia tahan sebisa mungkim untuk tidak menangis di depan Zafha dan yang lainnya.

"Umi bisa aja." balas Zafha tersipu malu.

"Acaranya udah mau mulai tuh, Umi mau ke bawah, kalian ada yang mau ikut?" tanya Alya menatap satu persatu sahabat Zafha dan juga Naira.

"Naira ikut, Tante," sahut Naira.

Alya pun mengangguk dan menggandeng Naira berjalan. Dia tidak akan membiarkan Naira berjalan sendirian, takutnya kenapa-kenapa nantinya. Meski baru beberapa pekan usia kandungan keponakannya itu, tetap saja dia takut.

Kini hanya tersisa kedua sahabat Zafha dan Zafha sendiri di dalam kamar. Zafha merasakan kegugupan yang luar biasa, dia tidak pernah mengalami sebelumnya. Kedua sahabatnya tersenyum sambil mengusap tangan Zafha. Mencoba menenangkannya.

"Bismillah, bawa tenang ya Fa," ujar Latisya.

Zafha menganggukkan kepalanya dan menarik napas panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Rasa gugupnya mulai berkurang.

"Bismillahirrahmanirrahim..." ucap Zafha pelan.

Di bawah...

"Mari kita mulai, Pak," titah bapak penghulu kepada Azka dan Ziyad.

Azka menganggukkan kepalanya lalu menjabat tangan Ziyad yang terasa dingin. Dia mengetahui calon menantunya itu pasti sangat gugup. Karena dia pun pernah merasakannya dulu.

'Bismillahirrahmanirrahim,' ucap Ziyad dalam hati.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau Muhammad Ziyad Al-Ghifari bin Rizal Al-Ghifari dengan putriku Zafha Humaira Ghifari binti Azka Athafariz Ghifari dengan mas kawin sebesar 15 gram dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai." ucap Azka.

"Saya terima nikahnya Zafha Humaira Ghifari binti Azka Athafariz Ghifari dengan mahar tersebut di bayar tunai." ucap Ziyad lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya bapak penghulu.

"Sah!" sahut semua orang. Membuat Ziyad menghela napas.

"Alhamdulillahirobbil 'Alamiin. Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair." doa bapak penghulu.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang