23. Amanah

4.8K 338 0
                                    

.
.
.

...

❤️❤️❤️

Hari ini Ziyad tidak pergi kuliah karena memang bukan jadwalnya kuliah. Dia pun menemani istrinya yang tengah duduk di sampingnya. Mereka baru saja selesai memakan kue yang kemarin hari dibuat oleh Zafha bersama Alya.

Ziyad memperhatikan istrinya yang tampak lebih berisi dari sebelumnya. Bahkan pipi Zafha yang agak berisi juga dari biasanya.

"Kapan kita punya anak ya, Bang?" gumam Zafha yang didengar oleh suaminya di samping. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Ziyad.

"Sabar Sayang, Insya Allah nanti akan ada seseorang yang tumbuh di sini. Kita ikhtiar dan terus berdoa." ujar Ziyad seraya mengelus perut rata istrinya.

Zafha mendongak menatap suaminya."Kalau Zafha enggak bisa hamil gimana, Bang? Apa Abang akan menikah lagi?" tanyanya.

Sebenarnya hal itu terus menghantui pikirannya jika dia tidak bisa memilki anak. Nauzubillah, dia pun tidak menginginkannya.

"Sstt. Enggak boleh ngomong gitu. Rezeki anak itu udah diatur sama Allah. Mungkin belum saatnya Allah menitipkan malaikat kecil di antara kita. Yakinlah kalau suatu saat Allah pasti menghadirkannya untuk kita." ujar Ziyad.

Dia tidak suka mendengar istrinya membahas tentang poligami. Karena itu akan membuat hatinya sakit.

"Kan kalau Bang, bukan beneran. Zafha juga berharap Zafha baik-baik aja." ujar Zafha."Zafha cuman mau tau dan dengar jawaban Abang aja, apakah Abang bakalan cari yang baru." lanjutnya.

Ziyad menarik Zafha ke dalam pelukannya. Mengusap kepala istrinya dengan sayang.

"Itu enggak akan pernah terjadi, Sayang. Abang bukanlah seperti Nabi Muhammad yang bisa berbuat adil kepada istri dan menikah karena wahyu."

"Banyak syarat yang benar-benar sah dalam poligami dan harus benar. Tapi, Abang hanyalah manusia biasa dan Abang enggak mampu melakukannya. Karena yang dapat berlaku adil sebaik-baiknya adil adalah Allah SWT."

"Di dalam surah An-Nisa ayat 129, yang berbunyi : "Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.""

"Ayat di atas menjadi sinyal bahwa orang yang berpoligami enggak akan mampu berlaku adil pada istri-istrinya (Sebaik-baiknya adil). Namun, bukan berarti ayat tersebut melarang laki-laki untuk berpoligami. Karena yang dimaksud enggak akan mampu berlaku adil adalah dalam urusan mahabbah, kasih sayang. Dalam hal lain bisa saja manusia mampu berlaku adil, misal dalam nafkah lahir dan nafkah bathin.

"Poligami bukanlah hal yang tercela, Sayang. Begitu juga dengan orang yang memilih enggak berpoligami bukanlah orang yang enggak melaksanakan "Sunnah Nabi." Waallahu'alam." jelas Ziyad.

"Abang hanya mencintai kamu, apapun kekurangan kamu. Enggak ada kata kedua, ketiga dan seterusnya. Abang hanya menginginkan kamu, untuk menjadi bidadarinya Abang di dunia dan akhirat kelak." lanjut Ziyad.

Zafha terkagum-kagum mendengar jawaban suaminya. Dia tidak menyangka akan jawaban suaminya akan lumayan panjang itu. Dan dia juga merasa terharu karena Ziyad tidak menginginkan hal poligami.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang