2. Sekolah

5.3K 412 0
                                    

.
.
.

...

❤️❤️❤️

Di sekolah

Hari ini Zafha sedang bersama sahabatnya yaitu Hani dan mereka sedang duduk di kursi mereka masing-masing di dalam kelas. Zafha sedari tadi hanya diam, tanpa menghiraukan Hani di sampingnya yang sedang mengerjakan PR yang belum selesai. Zafha masih memikirkan soal Ziyad yang sekarang bersekolah di tempatnya juga. Walaupun dirinya benar-benar menerima laki-laki itu di rumahnya, namun dia masih takut ketahuan oleh orang-orang di sekolah dan akan menimbulkan fitnah yang tidak-tidak.

Seorang perempuan datang dengan tas ransel di tangannya. Sesampainya di depan meja Hani, perempuan itu menghembuskan nafasnya gusar. Hani yang merasa terusik, lantas bertanya,"Kamu kenapa Latisya?"

Perempuan yang dipanggil Latisya itu geleng-geleng kepala. Lalu duduk di kursi di depan Zafha."Tadi aku ketinggalan buku Bahasa Arab, terus balik lagi ke rumah. Eh ternyata Abi sama Umi aku udah berangkat ngajar. Jadi, enggak bisa ngambil bukunya deh." ujarnya dengan wajah lesu.

"Yaudah nanti bilang aja sama Ibu Lutfia kalau bukunya ketinggalan." usul Hani.

Latisya mengangguk setuju. Dia beralih menatap Zafha. Gadis itu sama sekali tidak ikut nimbrung denganya dan Hani. Membuatnya merasa bingung hingga batinnya bertanya-tanya apa dengan dengan sahabatnya itu?

"Fa kamu kenapa? Kok kamu dari tadi diam aja sih, ada apa coba?" tanya Latisya akhirnya.

"Iya Fa kamu kenapa?" sambung Hani bertanya juga melihat sahabatnya itu hanya diam menatap meja.

Zafha hanya menjawab dengan gelengan pelan, membuat Hani dan Latisya curiga.

"Fa, Kamu itu enggak bisa bohong di depan kita. Kita tahu dari mimik wajahmu yang enggak seperti biasanya. Kamu pasti ada masalah. Ceritalah ke kita Fa. Siapa tahu kita berdua bisa bantu. Setidaknya ceritain apa yang kamu rasain. Biar enggak terlalu banyak pikiran nantinya. Dan jangan di pendam sendiri," Hani mengangguk meng-iyakan perkataan Latisya.

"Tapi, kalau masalah itu adalah masalah privasi kamu, aku enggak maksa kok." lanjut Latisya seraya tersenyum. Dia tidak mau memaksakan Zafha. Terlebih jika masalah keluarga, dia juga tidak mau ikut campur. Bagaimanapun itu adalah masalah keluarga dan itu privasi keluarga.

Zafha menghembuskan nafasnya pasrah lalu menggelengkan kepalanya. Zafha pun mulai menceritakan apa yang dia pikirkan saat ini. Dia ingin menjelaskan yang telah terjadi kepada dua sahabatnya itu. Agar tidak ada salah paham nantinya.

Hani serta Latisya mendengarkan dengan seksama. Mereka paham akan masalah sahabatnya itu. Zafha sangat bersyukur karena dua sahabatnya itu telah mengetahuinya dan nantinya mereka tidak salah paham.

"Insya Allah itu enggak akan terjadi Fa. Kalau pun mereka tau, ada kami dan guru untuk menjelaskannya agar enggak salah paham. Kamu udah cerita ke kita dan abi kamu juga udah bilang ke guru-guru, pasti mereka paham kok. Insya Allah, Fa." ucap Latisya menyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Makasih ya udah mau dengarin cerita aku," ucap Zafha dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

Latisya mengangguk sambil tersenyum. Begitu pula dengan Hani.

"Iya Fa, udah seharusnya buat kita untuk saling mendengarkan, membantu dan menasehati sahabatnya." balas Hani dengan senyuman mengembang di wajahnya sambil merangkul sahabatnya itu.

Tidak lama kemudian datanglah pak Hadi, yaitu seorang Kepala Sekolah di sekolah itu. Dia datang tidak sendirian melainkan bersama seorang laki-laki.

"Assalamu'alaikum!" ucapnya.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang