29. Jalan-jalan dan Adik Baru

1K 52 0
                                    

.
.
.

...

❤️❤️❤️


"Jangan lari Arshan!" tegur Ziyad melihat putranya yang berlari kecil menghampiri para kelinci.

Sore hari yang menenangkan, Ziyad mengajak istrinya dan Arshan jalan-jalan di taman yang dekat dengan rumah. Yaitu taman yang pernah beberapa kali dia dan Zafha kunjungi.

Hari ini pengunjung pun lumayan ramai. Banyak para orang tua yang mengajak anak mereka ke taman untuk jalan-jalan. Arshan pun sangat senang diajak ke tempat itu, terlebih ada binatang kelinci yang berkeliaran. Dia sangat menyukai kelinci.

"Abi, Umi, kelincinya lucu," ucap Arshan gemas.

Dia berlari kecil ingin menangkap kelinci berwarna coklat putih itu, namun lolos terus.

"Kita ke pendopo itu yuk, Sayang," ajak Ziyad kepada istrinya.

Zafha mengangguk dan mereka pun berjalan ke pendopo yang dekat dengan Arshan. Mereka duduk di sana, menatap putra mereka sedang berusaha menangkap kelinci.

"Arshan persis kayak kamu dulu, enggak bisa nangkep kelinci." ujar Ziyad mengingat momen beberapa tahun yang lalu. Di mana Zafha yang masih mengandung Arshan.

"Iya kan kelincinya emang susah ditangkep. Itu pun dulu kelincinya memang mendekati Abang." ujar Zafha cemberut.

Ziyad terkekeh kecil dan mencubit pelan pipi istrinya yang berisi. Ugh istrinya itu kenapa masih menggemaskan? Rasanya Ziyad ingin memakan pipi yang chubby itu.

"Sayang, kamu makin berisi aja?" tanya Ziyad. Tidak mengapa mau seperti apa istrinya, dia tetap menyukainya.

"Karena banyak makan." jawab Zafha dengan kekehan kecil di bibirnya.

Entah apa yang membuatnya semakin berisi, Zafha pun tidak mengetahui apa sebabnya.

"Kamu mau itu?" tawar Ziyad menunjuk pedagang bakso. Yaitu bakso yang pernah mereka beli bakso juga setiap kali ke taman.

"Mau," jawab Zafha berbinar.

"Yaudah, tunggu bentar ya, Abang beliin dulu."

Ziyad mengusap kepala istrinya kemudian beranjak menghampiri putranya yang masih berusaha mendapatkan kelinci.

"Arshan mau bakso?" tawar Ziyad seraya mengusap rambut Arshan.

Arshan menoleh dan mendongak, menatap Ziyad yang lebih tinggi darinya itu. Dia pun mengangguk.

"Mau, Bi," jawabnya.

"Yaudah, Abi beliin ya, kamu jangan jauh-jauh mainnya, dekat umi aja." ujar Ziyad.

"Iya Bi." balas Arshan mengangguk patuh. Dan Ziyad pun berjalan menghampiri pedagang bakso itu.

"Arshan!" panggil seseorang.

Merasa terpanggil, Arshan pun menolehkan kepalanya. Mendapati seorang laki-laki yang berumur kurang darinya bersama dengan kedua orangtuanya. Bocah laki-laki itu mendekati Arshan. Sedangkan kedua orangtuanya mendekati Zafha yang berada di pendopo.

"Hai, Farhan," sapa Arshan dengan senyuman.

Farhan, dia adalah putra dari Fatih dan Hani. Jadi mereka berdua lah yang menghampiri Zafha di pendopo.

Umur Farhan berbeda 6 bulan dari Arshan. Wajah bocah itu menurun lebih cenderung kepada Fatih. Namun, sifatnya tidak menyebalkan seperti Fatih, tetapi persis dengan Hani.

"Banyak banget kelincinya," kagum Farhan menatap banyaknya kelinci yang berkeliaran di sekitar mereka.

"Iya, tapi susah ditangkepnya. Dia lari terus." ujar Arshan lelah.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang