27. Manjanya Ziyad

4.7K 314 0
                                    

.
.
.

...


❤️❤️❤️


Hoekk Hoekk

"Sstt, Sayangnya Umi." Zafha mengusap lembut kepala Arshan dan menepuk-nepuk bokongnya pelan.

Namun, Arshan masih menangis. Zafha yang setia menepuk-nepuk pelan bokong Arshan pun bingung ingin menghentikan tangis putranya bagaimana.

Beberapa detik kemudian, dia pun teringat pesan Ziyad. Katanya kalau Arshan tidak berhenti menangis, bunyikan lah murottal yang mana Insya Allah akan berhenti menangis nantinya. Tidur pun akan mudah.

Setelah mengingat hal itu Zafha langsung mengambil ponselnya dan mencari salah satu murottal Al-Qur'an yang ada di ponselnya. Dia memilih surah Yusuf lalu membunyikannya. Dia kembali meletakkan ponselnya di atas kasur dan menimang Arshan.

Memang benar kalau murottal adalah penenang dan pengantar tidur yang sangat baik. Buktinya, tidak membutuhkan waktu yang lama, Arshan pun mulai tenang dan tidak menangis lagi. Zafha terus menimangnya hingga bayi menggemaskan itu tertidur di gendongannya. Lalu dia meletakkan putranya di tempat tidur Arshan yang berada di samping tempat tidurnya. Mengelus lembut kepala Arshan dengan senyuman di wajahnya. Sekarang putranya sudah mulai semakin berkembang.

Kini usia Arshan baru menginjak 3 bulan. Bayi menggemaskan itu mulai menunjukkan sedikit rupa dan rupanya sangatlah mirip dengan Ziyad. Mata yang sedikit sipit dan hidung yang mancung, membuatnya terkesan seperti Ziyad. Namun, Arshan juga mirip dengan Zafha. Lekukan wajah dan bibirnya sangat mirip dengan Zafha.

Setelah meletakkan putranya di tempat tidur, Zafha pun beranjak ke lantai bawah untuk menyiapkan makanan karena sebentar lagi pasti suaminya dan abinya akan pulang dari kesibukan mereka masing-masing.

"Umi," sapanya mendapati Alya yang tengah memasak tahu tempe oseng.

Yang disapa pun menolehkan kepala dan tersenyum.

"Hai, Sayang, Arshan tidur ya?" tanyanya.

"Iya Mi, baru aja. Tadi dia nangis terus, tapi Zafha putar murottal aja deh terus dia tidur." beritahu Zafha.

"Bagus, Sayang. Bunyikan terus kalau dia mau tidur ataupun dia rewel Insya Allah dia akan tenang." ujar Alya.

Zafha mengangguk setuju. Dia akan selalu memutar murottal untuk anaknya dan juga untuk dirinya.

"Oh iya, kamu goreng ikannya ya, Umi mau ke depan sebentar. Mau angkat jemuran, udah mau hujan kayaknya." ujar Alya setelah menuangkan osengannya tadi ke dalam piring dan mematikan kompor.

"Iya Mi." balas Zafha.

Dia pun mengambil ikam yang sudah bersih dan dibumbui itu. Memasukkannya ke dalam wajan yang sudah berisi minyak yang panas dengan hati-hati.

"Assalamu'alaikum!" ucap dua orang memasuki rumah. Mereka adalah Azka dan Ziyad.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." sahut Zafha menolehkan kepalanya.

"Masak apa, Sayang?" tanya Azka.

"Goreng ikan, Bi." jawab Zafha tanpa mengalihkan pandangannya dari wajan.

"Wangi banget. Yaudah, Abi mau ke kamar dulu." kata Azka beranjak.

"Iya Bi." balas Zafha dan Ziyad. Suami dari Zafha itu masih berada di dapur.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang