21. Gugup

4.5K 348 2
                                    

.
.
.

...

❤️❤️❤️

Setelah kembali ke sekolah, para murid masih ada yang berada di sekolah dan ada juga yang sudah pulang. Kini Fatih, Said, Latisya dan Hani pun masih berada di sekolah. Sedangkan Ziyad dan Zafha sudah pulang bersama kedua orang tua mereka.

Hani berjalan sendirian ke arah gerbang untuk mencari kakaknya, apakah sudah datang untuk menjemputnya ataukah belum. Sesampainya di sana, dia pun tidak menemukan keberadaan kakaknya itu. Hani memilih untuk duduk di semen yang berbentuk kayu untuk menunggu kakaknya menjemput.

Baru saja duduk, tiba-tiba ada sebuah motor berhenti di depannya. Hani refleks berdiri karena kaget. Ternyata laki-laki yang mengendarai motor itu adalah Fatih, setelah melepaskan helmnya.

"Hai," sapanya. Hanya senyuman tipis yang ditampilkan laki-laki itu.

"Ngapain?" tanya Hani menatap datar ke arah Fatih yang hanya duduk di motornya.

"Aku mau ... " ucap Fatih ragu mengungkapkan apa yang ingin dia tanyakan.

Hani mengernyit bingung."Mau apa?" tanyanya.

"Boleh enggak nanti malam aku ke rumah kamu?" tanya Fatih.

Ada suatu hal yang ingin dia sampaikan kepada kedua orang tua Hani dan tentu saja kepada Hani juga.

Hani mengerutkan keningnya, bingung."Ngapain?" tanyanya lagi.

"Mau silaturahmi aja. Boleh kan?" tanya Fatih.

Hani merasa bingung harus mengizinkannya atau tidak. Sebab dia tidak mau kedua orangtuanya malah berpikiran kalau dirinya ada hubungan dengan laki-laki.

"Hani," panggil Fatih. Menyadarkan Hani.

"Eh?"

"Gimana? Dibolehin enggak?" tanya Fatih lagi.

"Tumben harus izin dulu? Biasanya aku tolak masalah apapun kamu tetap kekeh ngelakuin apa yang kamu mau. Kayak tadi, kata kamu mau melamar aku, aku tolak pun kamu kayaknya enggak memperdulikan kata-kataku." sindir Hani.

"Maaf, itu aku cuman bercanda." ucap Fatih menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Seperti ada yang sembunyikan laki-laki itu.

'Apa? Jadi dia tadi hanya bercanda?' batin Hani.

"Kali ini kan aku sama orangtuaku, siapa tau kamu dan kedua orangtuamu sibuk atau enggak ada di rumah gitu." jelas Fatih.

'Sama orangtuanya?' batin Hani lagi.

"Tapi, mau ngapain dulu?" tanya Hani yang penasaran dengan tujuan laki-laki itu.

"Mau silaturahmi aja, Hani." jawab Fatih.

Hani menatap was was ke arah Fatih. Setelah diam setengah menit, Hani pun menghela napas ketika melihat wajah Fatih yang penuh harap.

"Yaudah, boleh kok." ucapnya mengizinkan.

Senyuman pun terbit di wajah Fatih. Dia merasa senang karena Hani telah mengizinkannya untuk bersilaturahmi.

"Alhamdulillah. Terima kasih Hani, terima kasih," ucap Fatih.

Hani hanya diam menatap laki-laki itu yang kini sedang memasang kembali helmnya. Kemudian melajukan motornya, pergi dari hadapan Hani.

Hani kembali mengernyit bingung dengan tingkah laki-laki itu. Hari ini Fatih tampak berbeda dari biasanya. Yang pagi tadi membuatnya jengkel, sekarang malah berbeda.

Kekasih Halalku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang