[Gojou & Kayama serta festival olahraga]
.
.
.
Hari itu penuh dengan perasaan gundah. Sekalanya dibalik sebuah pintu ruangan yang serba putih itu,sosok dahayu pun kini bersusah payah tengah bertuang pengorbanan diatas tempat panggung judi dunia antara dirinya dan Tuhan dengan jiwa prima yang hampir menuju ujung tanduknya dari raga sebagai taruhannya.
Hari itu penuh jejak darah yang lara dan sendu bahagia sukacita.
Teriakan piluh seraya menggema. Hal familiar tersebut dalam sekali seumur hidup seolah-olah mengatakan betapa berharganya wanita yang selalu berjuang paling depan pada garis dua tanda merah demi mewujudkan sebuah awal kemunculan seorang malaikat kecil yang turun ke tanah bumi berkat izin Sang Tuhan.
"Kau terlihat sangat mungil dan kecil dari yang kuduga..." gumam kagumnya sang pria dewasa berambut platina putih dengan pelan.
Kedua lengan dan tangannya pria itu tampak bersilang erat dikedua sisi sembari sibuk mengadahi sebuah benda yang diselimuti kain putih hangat hampir pada seluruh tubuh. Mengangkatnya dengan tetap hati-hati memprioritaskan keamanan dan kenyamanan benda itu dalam pelukan tubuhnya.
Seorang Bayi kecil.
"Terima kasih banyak... aku sangat senang kau berhasil melahirkan anak ini dan aku sangat bahagia kau tetap memutuskan setia bersamaku sampai sejauh ini." Ucapnya pria tersebut dengan terdengar begitu sendu dan melembut sembari tampak tersenyum kecut.
Kedua manik Light Blue pria itu lantas menatap kearah seorang wanita dengan warna surai putih senada yang sama seperti halnya milik sang Pria,meski dalam ciri fisik yang sekilas terlihat begitu lamaーkedua manik matanya sangat jelas berbeda dengan sang Pria tersebut dari dekat. Pupil mata sang wanita itu lebih berwarna Dark Gray.
「Sama-sama dan maafkan aku. Aku terlalu mengecewakanmu dengan melahirkan seorang anak perempuan. Bukan anak laki-laki yang kau harapkan.」
"Jangan merasa bersalah dan meminta maaf padaku begitu dong. Aku jadi terlihat seperti seorang pria pemaksa dimatamu hanya karena kau melahirkan anak perempuan dan bukan anak laki-laki. Contohnya kakak iparmu." Tukas pria tersebut saat telah mendengar permintaan maaf dari sang wanita.
"Lagipula aku juga tidak masalah jika anakku perempuan. Bukankah saat besar dia akan menjadi secantik dirimu? Aku akan menjadi cinta pertama untuknya." Lanjutnya.
「Aku tidak bermaksud menyamakan dirimu dengan suami nee-san.」
"Tidak masalah kok! Lagipula aku tidak tersinggung dengan ucapanmu,tapi memang sih selain wajahnya seram aku tidak menyangka dia punya selera bapak-bapak banget! Aku masih ingat bara api kecil dikumisnya bikin ngakak!"
Kedua pasangan itu tertawa sebentar. Tingkah sang pria yang menjadi seorang suami memang sedari dulu selalu berhasil meluruhkan suasana apapun dengan kata-katanya. Sang wanita yang seorang Istri pun bahkan sempat bertanya-tana tentang perilaku suami yang ternyata sangat berbanding terbalik jauh dengan sosok realita yang kala itu dulunya masih diingat seorang pria pelamar wanita berkepribadian dingin serta pendiam.
"Hei,apakah kau sekarang benar-benar bahagia...? M-maksudkuーdulu waktu aku pertama kali melamarmu didepan keluarga seperti kakakmu,bukankah kau pernah bilang aku terlihat seperti seorang pria yang mencari wanita hanya untuk membuat keturunan'kan? Dan bukan demi dicintai?"
Keduanya terdiam sejenak. Memang benar permintaan para tetua terlalu keras bahkan untuk seorang penerus kepala keluarga Gojou agar cepat-cepat menikah pada usia matangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [BnHA Male! x Readers]
FanfictionLIMITLESS [BnHA x Reader] TAHAP REVISI 「Ada sesuatu yang biasanya tak terbatas mengenai dunia ini. Yaitu kehidupan dan siklus makhluk hidup.」 . . . "Aku tidak pernah membayangkan diriku menjadi pahlawan,aku juga tidak peduli tentang pahlawan. Aku ti...