LIMITLESS 30

210 34 0
                                    

[Studying]

.

.

.

Awan mendung kini mendominasi langit biru sebelumnya,bersamaan dengan hujan rintik yang mulai kian lama perlahan menjadi semakin deras mengguyur daratan, seraya pula membasahi lingkungan kota pada hari akhir pekan ini.

Udara kala itu menjadi sedikit sejuk dan dingin. Namun,hal itu tidak menghalau kegiatan Todoroki shouto dari pembiasaan latihannya menjelang waktu UAS yang semakin hari mendekati. Selain melatih fisik dan menjaga tetap prima kondisi tubuhnya di musim penghujan saat ini,tidak luputnya ia tidak mengabaikan soal perihal belajar. Kegiatan memeras otak dengan mempelajari setiap materi logika dan perhitungan di mata pelajaran bidang akademik.

Todoroki Rei bahkan sampai menyuruh anaknya agar tetap fokus pada sekolah dibandingkan wanita tersebut.

"Shouto! Hari ini sedang hujan bukan? Kenapa kau malah berniat keluar,sedangkan tinggal menghitung hari lagi kau akan UAS?" Tanya dari sang selakunya kakak kedua,Todoroki fuyumi. Menatap penasaran sang bungsu dilorong bagian berdekatan dengan pintu.

Yang ditanya malah sekedar bergerak menoleh sekilas. Todoroki shouto menatap wajah sang kakak yang terlihat terheran,sebuah hal sedikit mustahil apabila ia keluar rumah tanpa membawa alasan yang jelas. Bukan maksud kakak perempuannya mencoba mencampuri urusan pribadinya,akan tetapi Fuyumi telah menjadi pengganti ibu sementara bagi para adik-adiknya serta seorang kakak yang selalu menjadi panutan bagi Natsuo maupun Shouto.

"Kerumah teman sekelasku. UAS memang beberapa hari lagi,jadi aku tidak boleh lengah dengan beberapa mata pelajaranku,Kak Fuyumi." Jawabnya sembari usai tampak sibuk mengikatkan tali sepatunya dari yang biasa ia pakai saat sekolah,"aku hanya ingin meminta dia mengajari sesuatu yang tidak kumengerti saja."

"Eeh? Tumben sekali..." gumam Fuyumi monolog.

Todoroki pun mulai menggapai satu payung setelah berdiri sejenak dari tempatnya,"aku pergi dulu."

Menutup daun pintu geser rumah dari luar, Todoroki pun dengan tangan kanan yang menggenggamkan payung yang terbuka siap berangkat dengan berjalan kaki. Menembus dunia luar yang sedang ditimpakan butiran air hujan dari langit layaknya sebuah tangisan. Hendak tetap melanjutkan perjalanan saat langkahnya sedikit demi sedikit telah jauh dari jarak rumah,ponsel dalam saku celananya bergetar. Memunculkan pesan dari selaku temannya,Midoriya izuku.

Pemuda hijau itu menyatakan lewat pesan singkat. Tak ada kesempatan keluar baginya atas izin sang Ibunya, Midoriya Inko. Untuk menjaga kesehatan dan kebaikan pemuda tersebut agar dapat mengikuti UAS, sekaligus membantu ibunya memasak.

Alhasilnya,ia harus seorang diri kerumah yang menjadi lokasi janji pertemuan mereka,yaitu rumah [Name]. Todoroki lantas memasukkan kembali ponselnya dalam saku celana. Lalu memperlajukan langkahnya. Ngomong-ngomong soal [Name]... itu mengingatkan dirinya sendiri sebagai pendengar baik untuk gadis bipolar.

"Kau tahu,Shouto? Melihat orang-orang yang dapat bebas dan menunjukkan sifat aslinya adalah hal satu-satunya hal yang membuatku sangat Iri."

Benarkah?

"Tentu saja! Mereka dapat menjadi lebih jujur pada diri sendiri atau memilih banyak jalan mimpi selain menjadi pahlawan,walau mereka takkan bisa berbohong jika mereka pahlawan."

Tiba-tiba saja kau bicara seperti ini... Aku hanya bisa menebak pasti sesuatu mengganggu benakmu lagi. Lantas,mengapa kau tak mencoba hal serupa?

LIMITLESS [BnHA Male! x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang