[Drink]
.
.
.
Dengan tetap santai walaupun terasa gontai [Name] melangkahkan kakinya. Pandangannya tetap dijatuhkan olehnya kepada sepasang kaki dan jalan-jalan lorong tanpa rasa minat untuk mendongakkan kepalanya sedikit pun. Disertai kedua tangannya yang mengantong dalam kedua saku celana.
Ya,kini gadis itu sedang berada dilorong stadion. Tanpa memiliki tujuan.
Rasa denyut sakit dikepala serta suhu tubuh yang naik masih bisa dirasakan olehnya,jika Kayama mengetahuinya pasti wanita itu akan bersikeras memaksa [Name] untuk undur diri dan beristirahat. Namun ternyata gadis itu tetap berusaha dapat baik-baik saja.
[Name] memilih akan menuju bangku penonton para murid setelah dia membeli minuman. Ya,bagaimana pun menyemangati seorang yang bertarung adalah bagian penting.
"Aku haus..." Gumamnya sambil berjalan ditengah lorong stadion.
"Oh,akhirnya aku menemukanmu."
Suara sahutan tampak menyapanya tanpa permisi dengan gamblangnya begitu saja. Membuat sang puan sebagai lawan sapaan dari sahutan suara itu bereaksi dingin sambil mengeluh kencang. Iris-an manik blue ocean itu dapat menebaknya tanpa harus menolehkan kepalanya untuk mengetahui siapa sang pemilik suara sapa.
Menyebalkan.
Kata itu yang menjadi gambaran suasana hatinya sekarang. Seorang pria dewasa sekitar berumur paruh baya tampak berdiri kokoh dengan suit pakaian ketat berwarna hitamnya,bara api terlihat jelas menyala terang permanen disekitar tubuhnya kecuali sang pemilik memiliki inisiatif untuk menoaktifkan kekuatannya. Tatapan tajam dan arogan menjadi khas bagaimana karismanyaーmembuat tak heran banyak orang berpendapat pro dan kontra mengenai kepribadiannya.
"Oh astaga aku terkejut lho... apa yang sedang diperlukan seorang pahlawan No.2 dariku?" Ucap [Name]. Aktingan raut wajah dan nada bicara jelas dipasangkan sengaja gadis itu untuk menyembunyikan rasa kejengahannya.
Bagi seorang Gojou [Name] yang selalu bebas berkehendak maupun bertingkah. Walaupun tipe gadis itu happy so lucky dan seriously go kill,bahkan dia dapat merasa jengah mendengarkan segala omong kosong hasil generasi senior dalam budaya patriarki.
"Aku sudah melihat kehebatanmu sejauh ini hingga babak turnamen. Itu adalah quirk yang sangat luar biasa ya,hanya dengan berpindah cepat lalu menahan serangan secara mutlak. Jika bicara soal kekuatan pasti itu setara dengan All might." Terangnya sang pahlawan No.2 besar Endeavor menatap sembari menunjuk kearah [Name] dengan telunjuk jari tangan kanannya.
"Aww aku tersanjung! Apa itu semacam pujian terhormat dalam bentuk formal dari pahlawan No.2 untukku? Lalu... apa intinya?"
"Anakku shoto punya kewajiban untuk melampaui All might. Selain bocah hijau bernama midoriya itu,pertandingannya dengan dirimu pasti adalah uji coba bermanfaat. Jika kau menjadi pemenangnya dalam pertandingan ini melawan anakku,maka sudah kuduga dari awal kau adalah kandidat paling cocok sebagai pasangan anakku dimasa depan setelah dia melampaui All might." Jawabnya dengan penuh penerangan dengan kepercayaan diri yang semakin tinggi. Penyakit congkak dan sombong pria itu semakin terlihat sembari [Name] memperhatikan lekat dirinya.
"Kau pasti akan menjadi istri yang ideal baginya dan melahirkan anak yang luar biasa...." lanjutnya puas.
Lalu masing - masing pihak berlawanan individu mereka berakhir dengan tenang dan hening. Namun itu hanya bertahan sebentar saja diantara keduanya. De javu menjadi salah satu suasana kekurangannya akibat percapakan dua orang yang memiliki keegoisannya sendiri - sendiri. Hingga akhirnya suasana tersebut menghilang karena [Name] yang mulai buka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [BnHA Male! x Readers]
FanfictionLIMITLESS [BnHA x Reader] TAHAP REVISI 「Ada sesuatu yang biasanya tak terbatas mengenai dunia ini. Yaitu kehidupan dan siklus makhluk hidup.」 . . . "Aku tidak pernah membayangkan diriku menjadi pahlawan,aku juga tidak peduli tentang pahlawan. Aku ti...