DELA, nama seorang perempuan satu-satunya di sekolah SMA Sinabung yang berpenampilan nerd. Sehingga, dia sudah tidak asing lagi dengan semua tatapan yang setiap pagi menatapnya dengan aneh. Lagian, ini juga tujuan dia. Mencari teman yang tidak melihatnya dari segi fisik saja, melainkan hati.
Perasaan Dela sedikit berbeda pagi ini. Tatapan yang ia terima di pagi ini sangat membuatnya merasa terintimidasi. Seharusnya, dia bisa bersikap biasa saja tapi kali ini berbeda. Tanpa menghiraukannya lagi, Dela semakin mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke kelas.
Langkahnya terhenti ketika ada segerombolan lelaki dan perempuan yang tiba-tiba menghadangnya. Carlos, nama geng yang sudah terkenal di seluruh penjuru sekolah. Bahkan, semua orang sudah menganggap bahwa setiap anggota dari Carlos wajib di patuhi. Karena salah satu dari mereka merupakan anak dari pemilik sekolah.
"Lo keliatan santai? belum baca berita?" Gara, ketua dari kelompok Carlos yang paling di segani berucap kepada Dela.
"Emang bener ya? cewek cupu emang paling banyak tingkah!" Rinjani, yang saat itu berada di samping Gara ikut menambahkan.
"Maksud kalian apa?" tanya Dela dengan sabar.
Semua orang yang berada disana terlihat tertawa. Bukan hanya anggota Carlos melainkan semua siswa yang saat ini juga ikut menyaksikan hal yang dihadapi oleh Dela.
"Lo nggak punya hp?"
Pertanyaan yang di lontarkan oleh Rinjani membuat Dela langsung merogoh saku seragamnya untuk mengambil ponsel miliknya. Lagi-lagi suara banyak tawa terdengar di telinga Dela.
"Astaga, selain cupu lo juga jadul ya!" ledek Gara saat melihat ponsel milik Dela yang merupakan ponsel yang trend di jaman dulu.
Rinjani memegang perutnya yang sakit akibat tertawa. "Oke gini aja, gimana kalo kita kawal cewek jadul ini ke depan televisi kantin. SETUJU?"
"SETUJU!" jawab semua orang kompak.
Dela semakin bingung dengan apa yang terjadi, kenapa dia harus nurut kepada mereka semua. Apalagi, sekarang semua siswa yang berada disana benar membawa dirinya dengan paksa menuju ke kantin sekolah sekarang.
Sesampainya disana, Dela melihat televisi yang masih belum menyala.
"Ini ada apa sih sebenernya?"
"Lo tau Bokap lo sekarang ada dimana?"
Dela semakin di buat bingung dengan pertanyaan Gara yang tiba-tiba membahas tentang ayahnya.
"Kenapa?"
"Lo bisa jawab nggak bokap lo sekarang ada di mana?" Rinjani mencoba untuk menegaskan kalimat yang sebelumnya diucapkan oleh Gara.
"Kerja." jawab Dela singkat.
Lagi dan lagi semua orang yang berada disana tertawa. Entah apa yang lucu dari kalimatnya. Rasanya, Dela ingin berlari saja dari sana. Namun, dia tidak bisa melakukan hal itu sekarang.
"GUYS UDAH SIAP UNTUK NGITUNG?" teriak Rinjani lantang yang saat itu bertugas untuk memegang kendali remote tv.
"SIAP!"
Rinjani mengangkat tangganya untuk bersiap menghitung.
"SATU!"
"DUA!"
"TIIIIIIIIGA!"
Tepat di hitungan ketiga televisi menyala. Dan pada saat itu, Dela hanya bisa mematung menyaksikan apa yang saat ini sedang ia lihat dan dengarkan.
Dadanya sesak seketika, kakinya kelu untuk melangkah. Rasanya, dia ingin sekali menghilang saat ini. Bahkan, dia sangat tidak percaya dengan apa yang saat ini dia saksikan.

YOU ARE READING
DELAVA ( On Going )
Teen Fiction"Gue akan bunuh dia dengan tangan gue sendiri!" Delava Angkara. Bagaimana jadinya jika gadis yang terkenal nerd dilingkungan sekolahnya ternyata gadis yang paling di takuti di lingkup yang mengenal sosok kedua dari dirinya. Dia juga, mempunyai satu...