BAB 5- Amarah

1.6K 138 0
                                    

Malam Vren!

Kalian dari kota mana aja nih?

Jangan lupa follow sebelum baca.

Lava membuka pintu rumahnya dengan lesu. Dirinya terlonjak kaget saat mendapati seorang Soka yang kini sudah berada di depannya. Perempuan itu menatap tepat pada mata Soka yang juga menatapnya, entah apa yang sedang Lava lakukan. Tetapi, beberapa menit kemudian dia memeluk tubuh Soka dengan hangat. Mengeluarkan tangisnya di dada bidang laki-laki di hadapanya.

Awalnya Soka merasa ragu menerima pelukan yang ia dapat. Sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk membalas pelukan yang Lava berikan untuknya.

Soka mengusap pundak Lava pelan. "Akhirnya nangis juga." ucap Soka lega.

Lava melepaskan pelukannya pada Soka. "Gue lemah banget hari ini," tuturnya pelan.

"Gapapa, nggak semua orang harus kuat. Kadang kita perlu merasa lemah, supaya kita ngerti apa gunanya tangisan." ujar Soka mencoba untuk menenangkan Lava.

"Besok sidang ayah gue, dan gue masih belum bisa buktiin kalo dia nggak bersalah. Gue harus apa?"

"Bukti."

"Maksud lo?"

"Lo harus cari bukti. Terakhir kali ayah lo berangkat pada waktu itu ada yang lo ingat?"

Lava menerawang ingatannya. Mencoba untuk membuka memorinya pada saat terakhir kalinya ia bertemu dengan sang ayah.

tok..

tok..

tok..

Suara ketukan pintu menyadarkan Lava yang ketika itu tengah sibuk dengan ponselnya. Dengan cepat ia beranjak dari kasurnya untuk membuka pintu.

Senyumnya mengambang ketika mendapati sang ayah yang kini berdiri di depannya.

"Tumben bapak Graha inget letak kamar anaknya," sindir Lava ketika mendapati sang ayah yang sangat jarang menghampiri kamarnya.

Graha mengacak rambut anak gadisnya dengan gemas. "Emang nggak boleh, turun lagi nih kalo gitu," ujar Graha menggoda sang anak.

"Dih, bapak Graha ngambekan."

"Boleh ayah ngobrol sebentar?"

Lava akhirnya meng-iyakan permintaan ayahnya untuk mengobrol bersamanya. Sebenarnya, Lava juga bingung dengan sikap sang ayah malam ini.

Keduanya memilih duduk dipinggir kolam dengan kaki yang turun di air kolam. Sebelum memulai obrolan keduanya sempat saling bermain air dengan kakinya sehingga menyebabkan keduanya basah akan air kolam. Keduanya saling tertawa bersama setelah itu.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now