BAB 25- ANCAMAN

1K 92 20
                                    

Halo vren?

Gimana kabarnya? semoga sehat ya.

Udah follow belum? kalo belum jangan baca dulu deh. Follow dulu baru baca.

Oiya kalian baca jam berapa?

Selamat membaca.

****






Seminggu sudah Lava beristirahat untuk masa pemulihan atas penusukan yang terjadi pada tubuhnya. Markas Magma kini telah di penuhi oleh beberapa anggota Magma yang sudah tak sabar menantikan rencana yang akan Lava rangkai setelah ini. Hanya satu orang saja yang tidak hadir malam itu, Deo.

Mata Lava mengedar menatap seluruh anggota magma. Dia merasa bersalah atas semua yang terjadi akhir-akhir ini, banyak sekali sesuatu yang tak mampu dia selesaikan dengan baik. Masalah tiba-tiba datang secara acak tanpa saling berurutan.

"Gue nggak akan libatkan kalian dalam kasus Ayah gue. Kita fokus pada masalah yang kemarin aja!" Ujar Lava secara lantang.

Secara tiba-tiba Rama mengangkat tangannya. "Gue nggak setuju!" Sanggah Rama.

"Gue juga!" Fajar juga melakukan hal yang sama. Sampai seterusnya semua anggota magma tak setuju dengan keputusan yang Lava buat.

Soka berdiri dari duduknya. "Tujuan magma dibuat karena apa sih? karena kita akan hadapin masalah secara bersama kan? jadi kalo lo ingin selesaikan masalah Ayah lo sendirian, untuk apa magma dibuat?"

Lava terdiam. Semua kalimat yang Soka utarakan benar. Seharusnya dia tidak bersikap egois.

Rama berdiri menghampiri Lava berada untuk menunjukkan sebuah foto. Lava mengambil sebuah foto perempuan yang sangat tidak dia kenal.

"Siapa?"

"Sinta." Jawab Rama dengan percaya diri.

Mereka semua bingung, apa hubungan antara Sinta dan kasus yang sedang mereka alami.

"Siapa? cewek lo?" lantang Opi bersuara.

"Sembarangan lo!"

"Terus, hubungan dia sama masalah ini apa?" Zein meminta penjelasan karena tak paham.

"Dia pegawai sebuah minimarket di dekat gang ampera, deket kontrakan tiga susun."

"Terus hubungannya apa?"

Rama melempar sebuah botol yang di atas meja kepada Opi yang terus menjawab kalimatnya. Padahal dia tidak sedang bertanya. "Dengerin dulu pelor!" Ucap Rama kesal.

"Kulkas, sebutin alamat yang lo dapatin waktu itu?" Seru Rama kepada Zein yang pernah mencari alamat tentang dokter kulit yang menjadi korban dari kasus yang sedang mereka selidiki.

Zein mengambil laptop miliknya seraya mengunyah permen karet favoritnya. "Gang ampera, kontrakan tiga susun atas minimarket." Semua orang seketika paham ketika Zein menyebutkan alamat yang sama seperti Rama sebelumnya.

"Terus menurut lo, cewek ini bisa bantu?" tanya Lava penasaran.

"Bisa jadi." Jawaban ragu Rama mampu membuat mereka menghembuskan nafas kasar.

Saat mereka sedang fokus menyusun rencana, Soka tak sengaja menumpu remote tv yang saat itu berada di depannya sehingga menyala.

"(Breaking news)
SESOSOK MAYAT TANPA IDENTITAS DITEMUKAN TERGELETAK PADA SEBUAH GEDUNG KOSONG. POLISI MASIH MENGUMPULKAN INFORMASI DALAM KASUS INI. SEKIAN BREAKING NEWS KALI INI."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now