BAB 14- Inti Baru Magma

1.2K 118 3
                                    

Absen dulu yuk?

Dapat cerita ini dari mana?

siapa favorit kalian dalam cast?

Siapa yang kalian benci?

Baca jam berapa?

Kalian dari kota mana aja vren?

INI PENTING. FOLLOW DULU SEBELUM BACA SUPAYA TIDAK TERJADI ERROR.

HAPPY READING!

****

Seminggu sebelum Lava memutuskan untuk masuk ke sekolah tepatnya setelah ia pulang dari pemakaman. Lava mendapatkan sebuah pesan dari sekolah yang mengabarkan bahwa dirinya akan dikeluarkan secara tidak hormat pada hari Senin. Seketika itu Lava mengurungkan niatnya untuk pulang kerumah dan memutuskan untuk pergi ke markas Magma saat itu juga.

Lava mengendarai motornya dengan sangat kencang, tidak peduli dengan suara klakson yang memperingati cara ia menggunakan motor malam itu. Yang ada di otaknya hanya bagaimana dia bisa menghentikan pihak sekolah untuk tidak mengeluarkannya.

Sesampainya di markas Lava memarkirkan motornya ke sembarang arah. Langkahnya dengan cepat membawa dirinya untuk masuk ke dalam. Anggota Magma sedikit kaget dengan kehadiran Lava yang secara tiba-tiba disana.

"Lava?" panggil Deo sedikit terkejut.

Lava melempar sebuah foto pada meja dimana Zein berada.

"Cari informasi tentang dia sekarang!" titah Lava dengan lugas.

Zein merupakan hacker terbaik yang Magma punya. Sikap dingin serta tertutup sangat cocok dengan keterampilannya itu. Zein memperhatikan foto yang Lava berikan dengan seksama.

"Kayaknya butuh waktu 2 jam lebih deh," keluh Zein sebelum melakukan tugasnya.

"Cari dalam waktu sepuluh menit. Lo gue kasih uang jajan!"

Mendengar uang jajan di ucapan Lava seketika mata Zein berbinar. "Siap, ratu Magma." tegasnya dengan menunjukkan sebuah hormat kepada Lava.

Lava hanya bisa tersenyum simpul.

"Bilang aja lo pengen di bayar, segala pake 2 jam lebih," ledek Fajar yang merasa iri akan uang jajan yang akan Zein dapatkan.

"Iri bilang bossku!" timpal Rama yang senang menggoda Fajar.

Deo mendekat ke arah Lava yang memilih untuk duduk sendiri ketika itu. Deo juga sempat melihat foto yang Lava berikan kepada Zein, seorang lelaki paruh baya yang tidak pernah Deo ketahui.

"Siapa yang lo cari tau?" Deo mendekat duduk di samping Lava.

"Seseorang. Nggak penting juga kok."

Lava melihat Deo yang merasa tidak percaya akan jawaban yang dia berikan. "Nggak usah khawatir lo, gue baik-baik aja kok."

Deo memukul mulut Lava pelan.

"Aduh! kenapa sih lo?"

"Tuh mulut gampang banget bilang gapapa. Sesekali lo harus perhatiin hati lo sendiri, sedih bilang sedih, sakit bilang sakit. Karena nggak semua hal yang lo gapapain akan membuat hati lo baik!"

"Iya! iya! ngomel mulu. Lo kenapa sih? menstruasi?"

"Sembarangan. Jika lo masih belum bisa peka terhadap orang lain. Setidaknya peka terhadap diri lo sendiri!" lugas Deo berkata.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now