Dela mendekat ke arah Soka yang membuatnya sangat terkejut. Lava, nama panggilan yang hanya di ketahui orang tertentu. Tetapi, Soka seseorang yang notabenenya baru mengenal Dela sudah mengetahui nama panggilan tersebut."Delava Angkara. Itu kan nama lo?"
Dela hanya mengangguk menyetujuinya.
"Jadi, nggak salah dong kalo gue panggil lo Lava, itu juga bagian dari nama lo juga kan?"
Dela langsung bernafas lega ketika itu. Ternyata hanya sebuah kebetulan saja Soka memanggil namanya dengan sebutan Lava. Hampir saja dia keceplosan.
"Terserah lo."ketika itu Dela langsung pergi dari hadapan Soka.
Ditengah perjalanan dirinya menyusuri koridor ponselnya tiba-tiba berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dengan cepat Dela langsung menjawab panggilan tersebut.
"Kenapa Kak?"
"Lo udah tau?"
Dela menutup matanya dalam ketika mendengar pertanyaan di sebrang sana.
"Udah."
"Lava, gue akan bicara sama bokap gue."
"Nggak perlu kak. Gue akan cari tau sendiri."
"Terus lo anggap kita apa?"
Dela terdiam lama.
"Pulang sekolah. Anterin gue ke kantor polisi."
Setelah mengatakan kalimat terakhirnya Dela langsung mematikan panggilan secara sepihak.
Saat ini, Dela memilih tidak masuk ke dalam kelas. Perempuan itu naik ke sebuah rooftop dan duduk di atas sana. Ditemani semilir angin yang mampu menembus kulitnya ketika itu. Pada ponsel yang sedang ia pegang, nama ayah tertera di sana. Ingin sekali rasanya Dela untuk menghubungi sang ayah. Namun, sangat mustahil jika panggilan itu langsung terjawab.
Beberapa menit kemudian Dela pun berdiri dan memasukan ponselnya ke dalam saku miliknya. Ia menuruni tangga dengan sangat cepat, seakan ada yang sedang perempuan itu kejar. Dela lari menuju ke depan pintu gerbang sekolah yang ketika itu tidak ada penjagaan. Dengan cepat ia menghentikan taxi yang sedang melaju.
"Kantor polisi, pak." ujarnya kepada supir taxi yang berada di depan.
Di dalam taxi Dela melepas ikatan rambutnya. Ketika dirinya menyentuh bagian matanya ia baru sadar jika kaca mata yang biasa ia kenakan tidak ada disana. Hal itu membuat dia teringat akan kejadian yang beberapa jam yang lalu menimpa dirinya. Tanpa di sadari, Dela menunjukkan smirk di wajahnya.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk taxi yang membawa Dela sampai di kantor polisi. Setelah membayar, dengan cepat perempuan itu segera berlari untuk masuk ke dalam kantor polisi yang ia datangi.
YOU ARE READING
DELAVA ( On Going )
Teen Fiction"Gue akan bunuh dia dengan tangan gue sendiri!" Delava Angkara. Bagaimana jadinya jika gadis yang terkenal nerd dilingkungan sekolahnya ternyata gadis yang paling di takuti di lingkup yang mengenal sosok kedua dari dirinya. Dia juga, mempunyai satu...