BAB 20- Jembatan Layang

1K 101 3
                                    

Absen dulu yuk!

Kalian dari kota mana aja nih?

team happy apa sad?

on going apa end nih?

segitu dulu.

Happy reading bestie.

****

Rama berjalan untuk menuju sebuah minimarket yang biasa ia datangi. Berbelanja malam merupakan rutinitas yang selalu Maminya suruh untuk dia lakukan. Padahal dia sangat malas bertemu dengan kasir judes yang berada disana.

"Assalamualaikum," teriak Rama dengan lantang seakan tengah memasuki rumahnya sendiri.

Rama terdiam setelah menatap kasir yang sama sekali tidak menghiraukannya. "Woy!"

Kasir tersebut bergeming sebentar. Namun selanjutkan dia kembali melakukan aktivitasnya.

"Ada orang salam tuh di jawab, lo nggak pernah ngaji apa?"

"Gue kristen!" desis wanita itu membuat Rama salah tingkah akan kalimatnya.

Rama menghampiri meja kasir karena merasa tidak enak akan kalimatnya barusan. "Maafin gue ya, lo sih nggak bilang kalo lo kristen," Rama mencoba untuk meminta maaf.

"Lo ngapain sih kesini?" tanya kasir perempuan itu dengan sinis.

"Ya belanja lah, menurut lo?"

"Mana belanjaan lo?"

Rama melihat ke dirinya sendiri yang belum belanja apapun. "Heran gue, kasir judes kayak gini banyak benget yang beli!" setelah mengucapkan kalimatnya Rama segera beralih untuk mengambil keranjang belanjanya.

Dia mulai menyusuri mini market tersebut untuk membeli semua yang sudah Maminya tulis dalam kertas yang dia bawah. Saat dia sedang fokus mencari belanjaan ada suara yang mampu mengagetkannya sehingga minyak yang baru saja dia ambil terjatuh dan pecah.

"SINTAAA!" teriak seorang perempuan yang baru saja memasuki minimarket.

"Anjir! ganti rugi deh gue!" maki Rama setelah melihat minyak yang baru saja terjatuh.

Ketika dia akan melangkah ke kasir untuk memberi tau langkahnya seketika terhenti saat mendengar pembicaraan dua gadis yang tengah ngerumpi di meja kasir.

"Lo nggak mau pindah dari kontrakan lo?" tanya perempuan yang tadi baru saja datang.

"Enggak minat."

"Astaga Sinta lo nggak takut apa?"

"Apa sih yang harus di takutin?"

"Dokter yang tinggal di samping kontrakan lo. Dia mati di bunuh, lo nggak takut gitu?"

Pikiran Rama seketika melayang pada kasus Ayah Lava. Itu berarti kasir tersebut mengenal korban yang merupakan seorang dokter yang terbunuh.

Kasir disana terlihat memukul jidat temannya. "Daripada lo mikir yang aneh-aneh, lebih baik lo pulang sekarang. Nanti kalo kemalaman banyak begal pembunuhan lo," ujar kasir bernama Sinta mencoba untuk menakuti temannya.

Temannya terlihat bergidik ngeri. "Sialan lo! yaudah kalo gitu gue cabut deh, lo hati-hati ya!" pamit wanita itu pergi dari sana.

Setelah kepergian temannya Sinta melihat ke sisi rak yang seakan ada seseorang yang tengah bersembunyi. Bahkan dia juga melihat sedikit sepatu yang nampak.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now