-SAHH! (2)-

178K 15K 1.5K
                                    

Spam coment + vote jangan lupa ya! udah panjang mau double up lho setelah ini, wajib banget spam coment!


Satu lagi kalau ada typo atau kesalahan nama tokoh/ tempat coment biar Ara revisi, maaci >.<

Happy reading!

***

"huwahhh!" Nazra menguap lebar, kemudian meregangkan kedua tangannya, lalu megerjap ngerjap.

"Hah?!" kagetnya karena saat ia membuka mata dan melihat ada seorang wanita paruh baya sedang melihat ke arahnya.

"Udah bangun calon mantu, kamu hamil dah berapa bulan sayang?" ujar perempuan itu lembut dengan wajah khawatir.

"H-hamil?" heran Nazra kemudian ia sontak terduduk memikirkan apa yang telah terjadi tadi malam, ia lupa semuanya. Yang diingatnya hanya dia bersama Arabel di sebuah club dengan minuman yang katanya sirup anggur cap halal oleh Arabel. Seingatnya.

"Tenang aja Mama bakal Nerima kamu apa adanya, Mama dan Papa kamu juga udah setuju, itu Papa kamu udah nunggu di luar," ujar Fanya, Ibu Narafka.

"Apa?!?!" Nazra kaget sekagetnya, diliat nya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12:00 siang, Nazra bangkit dan berlari ke luar kamar.

"Papa?" ujarnya merendah saat mendapati Ayahnya dengan ekspresi wajah kecewa tengah duduk di sebuah sofa ruang tamu, dan di sofa lainnya ada Adik leting di kampusnya yang sangat ia kenali, Narafka, pujaan idaman para wanita, dan selalu jadi perbincangan hangat oleh mahasiswa dan mahasiswa di kampusnya, karena selain kaya ia mirip idol.

"Kamu buat Mama Papa kecewa, Papa sudah berbincang tadi dengan Mama kamu lewat telpon, kamu dan Narafka bakal nikah segera-" ujar Azka selaku Ayah dari Nazra.

"Nazra ga hamil Pa!"

"Terlepas apapun itu, melihat keadaan kamu mabuk, dengan baju tak pantas, berduaan di dalam kamar dengan yang bukan mahram, dan jangan lupa udah di grebek pula sama Pak khalil, dan juga beberapa tetangga rekan bisnis Pak Khalil juga melihat kamu mesra saat masuk ke apartemen, kamu malu maluin Papa dan Mama Naz," ujar Azka dengan rasa kecewa.

"Oi Narafka kok lu diem aja hah? bilangin sama mereka kita ga ngapa-ngapain, dan-" Nazra menutup mulut, membulatkan matanya.

"Ini apartemen Lo? kok gue bisa disini, Lo apain gue hah?!"

"Temen lu yang suruh gue buat jagain Lo sebentar ya Kak! terus dia ga balik-balik!" pekik Narafka emosi.

"Sweater gue!" Nazra menutupi bagian dadanya menggunakan tangan kemudian berlari masuk ke kamar, ia baru sadar kalau hanya memakai tanktop saja.

"Kamu siap ga siap harus bertanggung jawab kepada anak saya Rafka!" pekik Azka ayahanda Nazra.

"Tapi sumpah demi Allah Om kami ga ngapa-ngapain, saya cuman niat bantu-" ucap Narafka terpotong.

"Keluarga saya siap bertanggung jawab atas Nazra, dan bapak tidak perlu khawatir pasal Rafka," ujar Khalil membuat Narafka anaknya itu kembali menunduk takut.

"Baiklah saya dan anak ijin untuk pulang dulu, untuk urusan pernikahan Bapak yakin tidak perlu bantuan kami seperak pun?"

"Saya siap, dan untuk mahar boleh tidak jika hanya sebuah mobil Lamborghini, uang tabungan saya dan istri untuk Narafka serta tabungan Narafka saja, dan emas juga saya insyaAllah punya, yang terpenting pula separangkat alat sholat, cukup Pak Azka?"

"Pak, itu berlebihan," ujar Azka.

"Nazra juga akan jadi anak kami kan Pak? apa salahnya? saya ikhlas, dan tidak ada unsur kesombongan di dalamnya, karena memang semua tabungan bahkan mobil ini semua hasil tabungan saya, istri, dan juga Narafka sendiri untuk masa depannya, dan Nazra adalah masa depan putra saya juga kan Pak?"

My Little Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang