-Laut dan kita (37)-

43.1K 3.6K 314
                                    

Pre-order novel MLH, hari ini, pasang alarm kalian, semangat war nya ^v^

📌30 September 2022, pukul 16:00 WIB, jangan lupa ikutan war pre-order novel MLH di penerbit @cloudbookspublishing

📌Follow aku di Instagram for more information about this story
@wattpadaraaa
@zhrni_slsbila

📌 Jangan lupa juga follow akun ig rp real cerita ini :

📌Spam coment tiap paragraf nya dan jangan lupa vote ya guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌Spam coment tiap paragraf nya dan jangan lupa vote ya guys!

Happy reading!

***

Narafka, Dion, beserta Khalil akhirnya di bawa ikut ke tempat yang di curigai Narafka, dan Dion sebagai petunjuk arah nya.

Beberapa polisi serta detektif turut ikut dalam investigasi ini, dan sekitar dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

Polisi langsung mengatur siasat, bahkan mempersiapkan senjata mereka, dan mengendap-endap masuk memeriksa rumah kosong terbengkalai tersebut.

Rumah dengan dua lantai itu tampak sudah tak terurus, terlihat dari rumput ilalang yang memenuhi halaman rumah tersebut, cat tembok yang luntur, serta letak rumah agak jauh dari pemukiman warga membuat kesan horor pada rumah itu bertambah.

Satu jam lebih polisi berkeliling dan mencari sesuatu yang sekiranya bisa menjadi petunjuk, tapi nihil, mereka tidak menemukan apa-apa, hanya beberapa jejak kaki, yang bisa saja milik warga yang memakai tempat ini, karena jejak kaki tersebut menunjukkan besar yang berbeda-beda.

"Bangsat, gue pengen kencing!" Pungkas Dion. "Woi, Pak Polisi, gue ijin ke semak-semak," ujar Dion, dari wajahnya Narafka dan Khalil Papa nya, bisa melihat anak itu benar-benar seperti sangat kebelet.

Akhirnya polisi itu mengiyakan Dion, tapi tetap, ia mengikuti kemana Dion pergi. Dion pergi ke semak-semak yang dekat dengan rumah tersebut, di samping pohon mangga yang tidak ada mangga nya, intinya pohon mangga.

Setelah membuang hajat, dan berbalik badan, Dion tampak seperti seseorang yang sedang berpikir keras, ia diam dan melamun. "Kenapa kamu, kesambet neng kunti? Makanya kalau kencing ijin dulu,"

"Yang ngecek ke dalem udah sampe ruang bawah tanah?" Tanya Dion, mengingat dulu saat dirinya membangun markas ini, ia sengaja membuat ruang bawah tanah, untuk menyelundupkan banyak jenis minuman keras, dan juga di pakai oleh teman-temannya sebagai tempat mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Untung Dion sudah sempat menyingkirkan semua obat-obatan terlarang itu, kalau masalah miras dirinya sudah legal, walau sebenarnya dari SMA dirinya suka diam-diam minum.

My Little Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang