Hi guys i'm comeback ❤
Baik banget gasih up tiap hari!****
"Awan ikut kak Eline yuk, jenguk temen sakit" Ajak Eline pada Awan yang kini telungkup di atas kasur anak itu. Awan menatap Eline sekilas lalu mendudukkan tubuhnya.
"Siapa?" Tanya Awan mengucek matanya. Eline terlihat tengah berfikir, jika dirinya bilang Leo, sepertinya Awan akan bertanya 'siapa' lagi. Awan memang tidak mengenal Leo, bertemu saja tidak pernah.
"Leo, temen kak Eline, temen Bangsilau juga" Balas Eline menurunkan nada bicaranya saat melihat wajah Awan yang tengah berpikir. Perlahan bocah itu menggelengkan kepalanya.
"Nggak ah! Nggak tau, nggak mau. Nanti Awan mau nonton pororo" Ucap Awan lagi.
"Katanya bosen sama pororo"
"Nggak kok, tetep suka" Ucap Awan menautkan alisnya sebal, Eline menatap adiknya sinis. Eline mengajak Awan agar ia tidak datang sendirian ke rumah Leo, Eline ingin menolak untuk datang, namun dengan kata 'sakit' mampu membuat Eline menurut, karena Eline merasa sensitif dengan satu kata itu.
"Ya udah kalau Awan nggak mau" Eline menuruni kasur Awan dan berlalu pergi dari kamar adiknya itu. Eline tidak harus mengemis-ngemis pada Awan.
****
Mata Eline berbinar saat melihat nasi goreng buatan bi Rumi, Eline tadi sempat meminta tolong pada bi Rumi untuk membuatkannya nasi goreng untuk dirinya bawa untuk Leo. Tapi setelah ia berfikir, orang sakit seharusnya makan bubur bukan nasi goreng. Ah! tidak apa, nasi goreng itu untuk adik Leo.
Eline segera mengambil kotak nasi goreng itu ke dalam tasnya, tadi malam Leo sudah memberi tau lokasi rumahnya lewat sharelook dan ternyata rumah Leo tidak terlalu jauh dari rumah Eline, karena Eline anak rumahan ia jadi tidak terlalu tau.
"Kak Eline pergi dulu ya" Ucap Eline melewati tubuh pendek Awan yang masih berdiri di ambang pintu kamar bocah itu. Nyawanya belum terkumpul!
"Jangan lama-lama, Awan takut kuyang" Balas Awan.
****
Eline memperhatikan langkah kakinya, suasana pagi masih segar dan jarang-jarang Eline menikmati udara pagi, terdengar senandung kecil keluar dari mulutnya, gadis itu terdiam kala melihat mobil yang terparkir di sisi jalan, sepertinya Eline tidak asing dengan mobil itu.
"T-tante Seyka" Eline gugup ia mencari tempat untuk bersembunyi, ini di jalan ia harus bersembunyi di mana, apa dia harus berlari pulang atau berlari ke rumah Leo tujuannya.
Atau cling ngilang ato terbang?!
Sial! Mata Seyka terlebih dahulu menangkap Eline yang membeku di tempat. Eline yakin wanita itu akan menanyakan Karlo dimana?
"Eline..." Panggil Seyka yang malah membuat kringat dingin membanjiri dahi Eline, dia harus menjawab apa, tidak mungkin jika Eline jujur. Karlo sudah melarang Eline untuk tidak memberi tahu pada kedua orang tuanya dimana keberadaannya sekarang.
Jika Eline berlari, tidak sopan sekali. Eline terdiam, Seyka menyebrangi jalan untuk menemui Eline. Eline masih terdiam saat Seyka sudah berdiri tegap di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC COUSIN [HIATUS]
Teen Fiction[DI REVISI] Ini kisah Eline dan sepupunya Karlo yang saling mencintai, awalnya merasa aneh di dalam dunia persepupuan ada rasa cinta, bukannya sepupu bagaikan saudara? Namun mereka membiarkan rasa cinta tumbuh bersama kata "enjoy", tidak mempermasa...