romantic cousin tiga belas

80 24 0
                                    

Follow sebelum baca
Vote setelah baca
Jangan nyempil kalau nggak mau vote!


★★★★

        
       Karlo membanting ponselnya setelah ia mengirim pesan kepada Eline, nyeri di seluruh tubuhnya itu tidak ia hiraukan.

    Karlo menatap ke arah pintu kamarnya yang sudah terkunci rapat dari luar, sedangkan di luar jendela terlihat dua orang yang memukulinya tadi. Orang tuanya membayar orang itu untuk mengawasi Karlo.

     Tidak lama kemudian pintu kamar Karlo terbuka dengan adanya Seyka dan Bima.

"Kenapa Karlo di paksa pulang, padahal papa sendiri yang ngusir Karlo!!" Dengan berani Karlo membentak Bima, membuat lelaki tua itu naik pitam.

"KALAU BUKAN KARENA MAMA KAMU, PAPA NGGAK AKAN MEMBIARKAN KAMU MENGINJAKKAN KAKI DI RUMAH INI!" Bentak Bima.

Seyka berjalan ke arah Karlo lalu merangkulnya.

"Mama nggak mau kehilangan anak satu-satunya mama" Seyka mengusap rambut Karlo namun dengan cepat Karlo menepisnya.

"Kalau mama sayang sama Karlo, kenapa mama nyuruh orang-orang itu buat mukulin Karlo?"

       Dalam pikiran Karlo banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada kedua orang tuanya, tetapi ketika Karlo bertanya. Satu pertanyaan saja tidak akan terjawab.

     "JAWAB!!" Tekan Karlo.

"Mama nyuruh Karlo pulang dengan baik-baik tapi Karlo nolak!" Balas Seyka

"Cara ini yang bisa mama lakukan untuk membawa Karlo pulang" Ucap Seyka berusaha memberi perhatian kepada putra satu-satunya itu.

"PAPA AJA NGGAK SUKA KARLO DI SINI"

"KENAPA MAMA PAKSA KARLO PULANG, HA?!!" Bentak Karlo yang sudah muak dengan sikap Bima.

Saat Seyka ingin menjawabnya tiba-tiba mulutnya terkunci saat Bima lebih dulu membuka suara.

"DIAM KARLO!!!, JANGAN NAMBAH MASALAH KAMU DI SINI!!" Sentak Bima sembali menunjuk-nunjuk ke arah Karlo.

"Tumben papa punya masalah, biasanya papa yang paling suka bikin masalah" Ucap Karlo dengan senyum miringnya.

"DIAM!!" Saat hendak melayangkan kepalan tangan di wajah karlo, Seyka terlebih dahulu menahan Bima.

"Emangnya papa punya masalah apa?" Tanya karlo kepada seyka yang kini melepas tangan Bima yang ia cengkal.

"Perusahaan papa kamu menurun, nggak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada papa kamu" Ucap Seyka yang membalikkan badannya menatap sang putra.

Karlo yang mendengarnya seperti menahan tawa, sebelum akhirnya tawa itu pecah, membuat kedua orang tuanya itu menatap Karlo heran.

"Karlo" Panggil seyka.

"Perusahaan papa bangkrut? Baguslah"

Plakk!!

Tamparan itu mendarat mulus di pipi kiri karlo, bukan Bima yang menamparnya tetapi Seyka.

"Karlo, itu bukan kata-kata yang seharusnya kamu ucapkan kepada papa kamu sendiri!"Bentak Seyka yang sudah tak tahan dengan sikap Karlo.

 "PAPA NGGAK AKAN MEWARISKAN PERUSAHAAN PAPA UNTUK ANAK DURHAKA SEPERTI KAMU!!"

"PAPA LEBIH BAIK MEWARISKAN HARTA PAPA KEPADA ORANG LAIN DARI PADA KAMU!!" Tekan Bima yang membuat Karlo kembali menatapnya sinis.

"Papa pikir karlo butuh?"

"Harta nggak bikin Karlo bahagia, pa!"

"Papa di mana aja waktu Karlo kecil ngajak papa main? waktu Karlo butuh kasih sayang papa"

"PAPA PULANG KERJA CUMA MARAHIN KARLO!"

"PAPA SELALU BILANG KARLO LEMAH SETIAP KARLO SAKIT!!"

"Cuma mama yang selalu ada buat Karlo" Ucap Karlo pelan di akhir kalimatnya.

Seyka mengusap punggung Karlo, mencoba untuk menenangkan anaknya itu.

"KARENA PAPA NGGAK SUDI PUNYA ANAK SEPERTI KAMU!!" Balas Bima yang membuat hati Karlo hancur begitu saja.

"Karena Karlo bukan anak papa?" Tanya Karlo dengan suara yang menyerak.

"Mungkin Karlo sekarang punya banyak salah sama papa, tapi Karlo kecil salah apa, Ha?!"

"Karlo pergi mama nggak usah nyariin Karlo lagi" Karlo mengambil ponselnya yang ia banting tadi lalu beranjak keluar dari dalam kamarnya.

"Karlo" Seyka menahan tangan Karlo.

"Karlo capek ma. Maaf" Karlo menepis pelan tangan Seyka dan langsung pergi.

Saat beberapa orang sewaan Bima menahan Karlo, Bima menyuruh orang-orang itu untuk melepaskannya.

Karlo anak kandung Bima dan Seyka
Tetapi perlakuan Bima terhadap Karlo membuat anaknya itu merasa bahwa ia bukan anak kandungnya.

Anak kandung mendapat perlakuan seperti itu?

Sangat tidak wajar!

                             ★★★★

       Ini kedua kalinya karlo pergi dari rumahnya, Karlo benar-benar pergi, dalam hati ia berjanji tidak akan pernah kembali lagi ke rumah yang terasa panas itu.

Karlo tidak peduli jika Seyka terus mencarinya, atau bahkan mamanya itu tengah menangis saat ini. Karlo benar-benar tidak peduli.

Saat berada di pertigaan menuju rumah Eline langkahnya terhenti, Karlo berpikir bahwa ia hanya bisa merepotkan Eline.

Karlo berjalan melangkah ke jalan lain menuju rumah Leo, jika Leo mengizinkan Karlo tinggal di sana maka ia akan tinggal sementara di rumah sahabat tengilnya itu.
  
"BERHENTI!" Karlo membalikkan badannya mencari sumber suara. Saat karlo melihat berbalik badan matanya membulat seketika.

Dan....

   ★★★★

Segini dulu guys
Mampir ke cerita lainnya yuk
Di jamin seru
★★★★

Vote dan follow sangat di butuhkan
Bye.

Lopyuuuuu❤


ROMANTIC COUSIN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang