Yeyyy up lagiii
Setelah baca cerita ini kalian wajib mampir ke cerita yang lainnya dari iceCream.......
Nggak suka basa basi langsung aja
Cussssssssss★★★★
"Berduaan" Ucap cowok itu pelan lalu berjalan mendekati Eline yang terus mengusap punggung Leo lembut.
Cowok itu berjalan menatap Leo dan Eline lekat. Siapa lagi jika bukan Karlo. Ya, cowok itu Karlo.
Karlo menepis tangan Eline pelan dari punggung Leo membuat gadis itu kaget karena Karlo datang tiba-tiba.
"Kenapa berduaan? Di rumah ini lagi nggak ada orang kan? Cuma ada kalian, ngapain di belakang rumah, kalau Leo tamu seharusnya ngobrolnya di depan" Ucap Karlo cepat agar Eline dan Leo tidak memotong pembicaraannya.
Eline dan Leo menatap Karlo heran, cowok berjaket hitam itu terlihat marah dan tidak suka. Wajahnya pun memerah padam dengan tangan terkepal kuat di sisi tubuhnya.
"Kita di sini nggak macem-macem kok, Lo. Gue lancang masuk ke sini karena tadi gue teriak-teriak nggak ada yang nyaut" Balas Leo menjelaskan.
Karlo menatap Eline dengan senyum tipis lalu melepas kepalan tangannya sendiri. Sejenak cowok itu memejamkan matanya.
Karlo marah. Dan kemarahan itu bukan di tujukan untuk Leo ataupun Eline. Karlo marah karena Gina bukan karena dua manusia yang berada di depannya sekarang.
Jika karlo marah kepada Eline dan Leo sama saja Karlo melampiaskan kemarahannya kepada mereka. Tapi jujur Karlo merasa cemburu melihat Eline dan Leo.
"Iya gue percaya sama lo" Karlo menepuk pelan pundak Leo ketika melihat wajah panik dari sahabatnya itu.
"Kenapa ponsel lo nggak aktif?" Tanya Leo menaikkan satu alisnya. Karlo membuang napas panjang sebelum akhirnya ia terduduk di kursi panjang bersama Eline dan Leo.
"Ceritanya panjang"
"Lo beneran nggak papa kan?" Tanya Eline yang terus menghawatirkan Karlo.
"Gue nggak papa, Eline" Karlo menaikkan tangannya lalu mengusap lembut puncak kepala gadis itu.
Leo menatap keduanya heran, yang Leo tau mereka hanya sebatas sepupu tetapi mereka seperti melebihi itu semua. Bahkan Leo hampir di buat baper oleh mereka berdua.
"Yo, gue mau ngomong sama lo" Ucap Karlo tiba-tiba kepada Leo, Leo menatap Karlo heran lalu berdiri dari duduknya dan melangkah pergi di ikuti Karlo.
"Tunggu sini ya. Penting, nggak usah nguping" Ucap Karlo yang mengacak-acak rambut Eline gemas. Sedangkan gadis itu terus terdiam dengan senyum tipisnya.
"Apa?" Tanya Leo membuka suara. Mereka berdua kini berada di depan rumah Eline dan Eline masih terdiam di taman belakang rumahnya sembari menyantap cemilan.
"Gue pergi dari rumah lagi"
"Lo udah di bawa pulang sama tante Seyka, kenapa bisa pergi lagi. Kalau lo di bawa paksa lagi gimana?"
"Gue nggak tau. Kalau gue tetep di rumah. Itu artinya gue juga harus siap mental dan terus-terusan makan ati"
Leo membuang napasnya kasar setelah mendengar penjelasan dari Karlo.
Hening sesaat.
"Gue nggak mau tinggal di rumah Eline, gue takut ngerepotin dia. Dan gue tadi ke rumah lo, niat gue pengin tinggal sementara di rumah lo kalau lo repot nggak apa-apa yang penting jangan eline yang repot. Tapi--"
"Apa?" Leo memotong pembicaraan Karlo saat Leo sadar arah pembicaraan Karlo akan menyangkut Gina.
Leo menatap tajam ke arah Karlo. Sedangkan Karlo hanya menatap Leo sekilas lalu mengalihkan pandangannya.
"Mau bilang adek gue munafik?"
"Mau rendahin Gina?"
"Kalau lo mau jelek-jelekin Gina jangan di depan gue yang abangnya. Gue nggak akan terima" Ucap Leo yang tidak mendapat jawaban dari Karlo.
Karlo memundurkan langkahnya lalu menyenderkan punggungnya pada pohon yang berada di belakang. Karlo membuang napas lelahnya.
"Gue di manfaatin, Yo"
"Gue di tipu sama dia"
"Gue di bohongin"
Ucap Karlo yang membuat Leo semakin kesal mendengarnya. Karena Karlo yang keras kepala dan tidak pernah mau mengubur masalah itu dalam-dalam agar tidak terlihat lagi.
"Karlo--"
"Gue tau lo bakal marah. Gue minta maaf, tapi gue bener-bener benci sama Gina" Ucap Karlo yang memotong pembicaraan leo.
"Karlo, lo tau alasan Gina kayak gitu. Karena dia lagi sakit, dia butuh perhatian lebih, karena perhatian dari gue itu aja nggak cukup"
"Kalau lo benci sama Gina. Please. Jangan tunjukin kebencian lo itu" Balas Leo sedikit memohon kepada Karlo.
★★★★
Eline berdiri dari duduknya lalu melangkah memasuki rumahnya untuk mengambil minum dan untuk melihat Leo dan Karlo. Karena mereka tak kunjung kembali.
Eline menghentikan langkahnya saat melihat Karlo yang menyenderkan punggungnya pada batang pohon mangga. Sudut bibir gadis itu tertarik membentuk lengkungan manis.
"Karlo ganteng" Ucap Eline yang salting sendiri melihat Karlo se keran dan setampan itu dari balik jendela rumahnya.
Namun senyuman manis itu luntur begitu saja.
Segini dulu guyssssssssss
Kalau bikin part panjang-panjang takut pembaca pada bosenTapi gantung yaaa.....
Dah. Pokoknya jan lupa vote, follow, komen....
Bye......
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC COUSIN [HIATUS]
Novela Juvenil[DI REVISI] Ini kisah Eline dan sepupunya Karlo yang saling mencintai, awalnya merasa aneh di dalam dunia persepupuan ada rasa cinta, bukannya sepupu bagaikan saudara? Namun mereka membiarkan rasa cinta tumbuh bersama kata "enjoy", tidak mempermasa...