romantic cousin dua

294 34 3
                                    

Hi🎈

***

Suasana malam tampak sepi karena guyuran hujan yang lebat sejak siang tadi, dari luar terlihat anak kecil yang memasuki rumah bersama bi Rumi ART keluarga Eline. Anak kecil itu bernama Awan, dia adik Eline yang kini berumur lima tahun.

Saat Awan memasuki rumah ia langsung memasang muka bosan dan kesal, namun itu membuat ia terlihat tambah menggemaskan, dimana ia melihat Karlo yang tengah tertidur di kursi depan TV yang tengah menyala tanpa adanya Eline.

"Bi, Bangsilau di sini mulu, bosen Awan lihatnya" Ucap Awan kepada wanita empat puluh tahunan itu,

BANGSILAU adalah nama panggilan dari Awan untuk Karlo. Dimana Karlo merasa dirinya akan terus bersinar siapa saja yang melihatnya akan merasa silau karena ketampanannya.

"Biarin aja den, mungkin bangsilaunya lagi capek" Jawab bi Rumi yang membawa beban oleh-oleh dari luar kota, bi Rumi bersama pak supir dan Awan baru saja pulang dari luar kota, mereka baru saja mengunjungi nenek awan yang tengah sakit.

orang tua Eline sedang menginap di sana, namun sebelum nenek sakit orang tua Eline pun jarang pulang ke rumah dan hampir tidak peduli terhadap Eline dan awan.

Tidak lama kemudian Eline keluar dari kamarnya dengan masker kecantikan yang menutupi wajahnya, namun seketika Eline terkejut saat melihat Karlo yang belum beranjak pulang dari rumahnya, karena sebelumnya Karlo berpamitan pulang kepadanya.

"Dia belum pulang? Hey bangun!" Eline mengambil wadah tisu yang berada di meja dekatnya lalu melemparnya ke wajah karlo, seketika Karlo terbangun karena terkejut.

"Apaan sih!" Karlo terbangun dengan wajah kesalnya sambil sesekali mengusap matanya yang masih mengantuk.

"Bangsilau" Panggil Awan yang merasa di acuhkan.

"Eh Awan, ada apa Awannya bangsilau umumu"

Karlo memasang senyum paksa hal yang sering di lakukannya ketika bertemu anak kecil, anak kecil mungkin lucu namun di mata Karlo anak kecil itu sangat mengenyebalkan dimana semua keinginannya harus dituruti, jika tidak dituruni anak kecil akan menangis.

"Bibi izin masuk dulu ya, oleh-olehnya berat hehe"

"Mau aku bantu bi?" Tawar Karlo bangkit dari tempat duduknya.

"Boleh"

Karlo sibuk memindahkan beberapa barang yang berada di bagasi mobi ke dapur. Sedangkan Awan langsung berlari ke arah kamarnya karena ia terlihat sangat mengantuk.

****

"Maskernya dicopot kali, kan udah cantik" Karlo membungkukkan badannya menatap manis ke arah Eline yang terduduk di karpet lantai dengan kepala yang menyender ke bahu sofa, sedangkan Awan sudah tertidur pulas sejak tadi.

"Lo sana pulang gih, udah malam" Kata Eline yang mendorong pelan tubuh Karlo untuk menjauhinya dengan menahan kantuk yang perlahan menyipitkan matanya.

"Nggak ah, habis hujan dingin" Jawab Karlo yang mengangkat kedua bahunya layaknya orang yang tengah kedinginan,

"Terus? mau nginep sini gitu?" Tanya Eline ogah-ogahan.

"Nggak dong" Jawabnya Karlo cepat.

"Sana pulang" Rengek Eline sambil menghentakkan kakinya, dengan cepat karlo melepas masker yang sendari tadi menempel di wajah eline, lalu mengamati wajah Eline.

"Kenapa sihh!" Dengan emosi Eline benar-benar mendorong Karlo hingga jidatnya menatap meja yang berada di dekatnya.

"Wajah lo nggak ada jerawatnya?" tanya Karlo yang santai sembari mengelus jidatnya.

"Perawatan lah" Jawab Eline sinis.

"Biasanya kalau orang jerawatan ada seseorang yang di suka dan di pikirin, kok itu nggak ada, berarti nggak ada yang lo suka?"tanya Karlo menggarangkan pandangannya.

"Ngga ada!"

"Tapi tadi siang?"

"Lupain" Eline berbalik badan pergi ke arah kamarnya namun langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Karlo.

"Kalau lo ngasih harapan gue, gue bakal ngerasa jadi cowok satu-satunya yang di sakiti sama cewek." Karlo segera pergi meninggalkan rumah eline.

****
Hi guysss apa kabarrr?
Nyapanya pas akhir chapter
Lopyuuuu

Thanks🎈

Awalnya saia memulai menulis ini sejak tahun 2021 awal dan saia revisi saat 2023 akan berakhir

Karena apa? Karena lupa🎈

ROMANTIC COUSIN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang