romantic cousin dua puluh satu

53 18 0
                                    

Hi guys i'm comeback ❤

Guyss aku lagi sakit lhoh😒

Tpi kagak ngapa cus lanjot🌟

****

Eline memasuki rumahnya dengan wajah yang tertekuk malas, gadis itu terpaksa pulang tanpa membawa Karlo. Karena Karlo lah yang memaksanya untuk pulang.

"Kak Eline..." Suara kecil itu membuat Eline terkejut, ada Awan yang berlari menghampirinya dari dalam rumah.

"Awan udah pulang?" Tanya Eline yang langsung berjongkok di depan adik kecilnya itu.

"Udah, Awan seneng banget waktu pulang ada mama" Ucap Awan antusias, bocah itu terlihat sangat senang. Eline mengulum senyumnya, gadis itu menatap ke dalam rumah, Tv yang menyala menampilkan kartun pororo kesukaan Awan.

"Mama mana?" Tanya Eline.

"Mama lagi masak makanan kesukaan Awan sama kak Eline"Jawab Awan yang langsung menarik tangan Eline memasuki rumah. Awan terlihat jauh lebih bahagia dengan adanya Eriska.

"Eline dari mana aja?" Pertanyaan dari Eriska membuat Eline menghentikan langkahnya, gadis itu terlihat gugup karena tidak meminta izin Eriska saat keluar bersama Leo tadi.

"J-jalan sama Leo, Ma" Balas Eline pelan. Eriska menatap anak gadisnya lekat.

"Kenapa nggak izin sama mama?" Tanya Eriska menautkan alisnya, Eline menundukkan kepalanya karena takut Eriska marah.

"Mama ngebolehin Eline sama temen kalau di rumah, di luar nggak boleh Eline" Setelah mengucap kalimat itu, Eriska kembali fokus pada masakannya. Awan yang tidak mengerti memilih untuk kembali menonton pororo.

"Maafin Eline ya, Ma" Pinta Eline yang kini berdiri di belakang Eriska.

"Lain kali kalau mau keluar rumah izin sama mama biar mama nggak khawatir" Ucap Eriska mematikan kompor lalu menoleh menatap Eline yang menatapnya sendu.

"Mama khawatir?" Pertanyaan aneh itu keluar dari mulut Eline, jelas saja aneh orang tua mana yang tidak menghawatirkan anaknya.

"Jelas khawatir Eline"

"Kalau mama nggak di rumah Eline sering keluar kok" Ucap Eline berbohong, padahal dirinya jarang keluar rumah atau bahkan tidak pernah.

Eriska memandang penuh amarah ke arah anak gadisnya setelah beberapa saat wanita itu menghela nafas panjang.

****

"Kak bangun yuk" Gina menarik tangan Leo agar kakak laki-lakinya itu terbangun dari tidur siangnya.

Bughhhh

Gina melempar bantal tepat di wajah Leo, membuat cowok itu bangun dengan kesalnya.

"Apaan sih Gin" Leo mengusap matanya dengan tubuh yang masih terbaring di atas kasur.

"Anterin Gina beli buku buat materi pelajaran besok" Ucap Gina yang tidak mendapat respon dari Leo, cowok itu kembali tidur.

"Ayo kak!" Gina menarik bantal yang menyangga kepala Leo, al hasil kepala Leo terjatuh menggelinding.

Canda.

"Ck! Sendiri aja males gue"

"Nggak sayang sama Gina ya?" Ucapan Gina sontak membuat Leo terbangun, cowok itu mendudukkan tubuhnya di atas kasur.

"Gina kok gitu sih ngomongnya, kak Leo sayang kok sama Gina. Sayang banget" Leo memasang wajah sedihnya, Gina diam dalam hati ia benar-benar kesal dengan Leo.

"Ya udah bangun!" Sentak Gina yang membuat Leo seketika bangkit.

"Siap bu boss!" Leo mengangkat tangannya hormat kepada Gina, gadis itu mengedikkan bahunya acuh lalu melangkah keluar dari kamar Leo.

Leo menggambil ponsel genggamnya dari atas nakas lalu menatap ponsel itu lekat. Entah mengapa hatinya terasa sangat berat hari ini.

****

"PELAN PELAN JANGAN NGEBUT!" Teriak Gina sembari meremas jaket yang Leo kenakan untuk pegangan agar dirinya tidak terbang.

Leo mengurangi kecepatan laju motornya.
"Hm" Gumamnya untuk membalas teriakan-teriakan Gina dari sepanjang jalanan tadi.

"Stop!!" Teriak Gina menginsterupsi Leo, cowok itu menghentikan motornya secara mendadak. Gina benar-benar bingung dengan Leo sekarang, kakaknya itu sama sekali tidak fokus dari mengendarai motor, membuat hatinya dak-dik-dug-derr takut-takut terjadi apa-apa yang membuat dirinya berhenti menikmati udara yang segar ini.

Gina segera menuruni motor Leo, gadis itu menatap toko buku yang sudah terlewat beberapa meter di belakangnya. Karena emosi

Bughh

Gina memukul punggung Leo membuat cowok itu meringis pelan lalu menoleh menatap Gina.

"Jangan di tinggal tunggu di sini!" Ucap Gina yang segera berlalu pergi untuk membeli buku materi belajarnya.

"Kalau nggak di turutin di bilang nggak sayang, kalau di turutin ngelunjak" Marah Leo entah pada siapa.

****

Sudah hampir lima menit Gina tidak kembali. Lima menit baru sebentar namun menurut Leo, lima menit kali ini berjalan sangat lambat dan sangat lama baginya. Cowok itu menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya yang bertumpu pada kepala motor.

Sehari serasa satu tahun bagi Leo.
"Dorrrr!!" Gina terkikik geli saat melihat Leo yang keget karena ulahnya. Merubah raut wajahnya Leo segera menyalakan mesin motornya.

"Cepetan naik" Ucap Leo. Karena merasa ada yang aneh dengan Leo, Ginapun mematikan mesin motor Leo dan menggambil kunci motor cowok itu.

"Ini bukan kak Leo. Kayaknya kak Leo lagi kesambet makanya banyak diem"

"Ck, balikin kuncinya ayo kita pulang, banyak diem? Lo nggak denger dari tadi gue ngomel?" Leo seakan kehilangan tenaganya, merebut kunci dari tangan Gina saja ia tak mampu.

Gina menempelkan punggung tangannya pada kening Leo, Gina terperanjat kaget saat merasakan suhu panas dari kening Leo.

"Ya udah ayo kita pulang, badan lo panas banget kak, atau gue yang nyetir?" Leo menggelengkan kepalanya, lalu mengambil kunci motor dari Gina yang menyodorkannya.

"Emang lo bisa nyetir?" Tanya Leo yang mendapat cengesan tidak jelas dari Gina. Merekapun segera pulang ke rumah.

****

Lopyuuuu❤

Bintang mana? 🌟

ROMANTIC COUSIN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang