Hi i'm comeback❤
Berusaha untuk merangkai setiap kata sebaik dan serapih mungkin
Ingat votenya ya🥺
Hepi riding🐒
*****
Satu bulan telah berlalu, keadaan Karlo telah membaik ia sudah di perbolehkan pulang setelah melewati masa-masa kritisnya. Namun Leo, keadaan cowok itu semakin memburuk dengan detak jantung yang semakin melemah.
Setiap harinya Karlo selalu menyempatkan diri untuk menjenguk sahabatnya. Karlo benar-benar menangis saat itu, saat-saat ia mengetahui Leo yang tengah sekarat.
Tubuh ringkih, dengan wajah yang semakin tirus membuat Karlo menatap iba ke arah Leo yang kini menutup matanya erat-erat. Seharusnya Leo ada di saat dirinya sadar, namun nyatanya di saat ia tersiksa Leo pun juga tersiksa.
Setelah sepuluh menit lamanya Karlo mengamati wajah Leo, kini pandangan cowok itu menurun menatap Gina yang berdiri di samping kanan belakangnya bersama Eline yang mengantarnya kemari.
Mata Karlo menatap lekat ke arah Gina yang terlihat gelisah, gadis itu terus berfikir yang tidak-tidak. Bagaimana jika ia hidup sendiri di hari-hari berikutnya? Fikiran negatif terus saja bersemayam di otaknya.
"Gin" Panggil Karlo pelan membuat pandangan gadis itu bergerak menatap cowok di hadapannya.
"Maafin gue" Ucap Karlo pelan, ada rasa malu di hatinya.
Gina terpaku, gadis itu terdiam menatap Karlo tak percaya. Karlo? Meminta maaf padanya?
"Kalau lo adek Leo, seharusnya lo juga adek gue bukan musuh gue"
"Maaf karena selama ini nggak pernah bersikap baik sama lo, maaf karena gue selalu bentak-bentak lo kalau kita ketemu, padahal masalah itu udah lama tapi gue yang lebay. Masalah sekecil itu aja gue bawa-bawa sampai sekarang. Maafin gue, tapi kalau itu berat buat lo, kasih gue waktu supaya lo bisa benar-benar maafin gue. Gue mohon jangan lakuin hal yang sama karena lo sakit hati sama gue, jangan benci gue..." Ucap Karlo penuh permohonan.
Suasana hening kembali. Gina terus terdiam begitu juga Eline yang sudah faham masalah keduanya. Masalah di masalalu yang di bawa ke masa depan.
"Kenapa Gina nggak boleh benci sama kak Karlo?" Pertanyaan yang di lontarkan Gina membuat hati Karlo mencelos. Seharusnya ia memberi kesempatan untuk Gina membencinya, memberi ruang untuk Gina membalas dendam agar Gina mampu memaafkannya secara tulus tanpa ada rasa gundah di hatinya.
Karlo tak bisa menjawab ia terus menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Maaf....kalau ada satu permintaan supaya lo maafin gue, apa lo bakal minta gue buat donorin ginjal gue buat Leo supaya Leo sembuh?" Tanya Karlo yang membuat Gina menggelengkan kepalanya tak mengerti.
"Bukan ginjal kak Leo yang rusak, tapi jantungnya" Ralat Gina membuat Karlo terdiam beberapa saat.
"Apa perlu jantung gue buat Leo?"
"Karlo!" Tegur Eline. Pasalnya, jantung bukanlah hal sepele.
"Itu tidak perlu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC COUSIN [HIATUS]
Подростковая литература[DI REVISI] Ini kisah Eline dan sepupunya Karlo yang saling mencintai, awalnya merasa aneh di dalam dunia persepupuan ada rasa cinta, bukannya sepupu bagaikan saudara? Namun mereka membiarkan rasa cinta tumbuh bersama kata "enjoy", tidak mempermasa...