Hi i'm comeback ❤
******
Karlo terus membaca chat Eline bersama Leo dari awal.
Cowok itu tengah terduduk di sisi kasur Awan. Dan sang pemilik kamar sudah tertidur lelap dari tadi setelah berjingkrak bahagia karena Karlo kembali menginap di kamarnya.
Walaupun Awan mempunyai sifat julid pada Karlo, Awan tetap merindukan Karlo ketika cowok yang ia sebut Bangsilau itu tidak berkunjung ke rumahnya selama satu minggu.
Pandangan Karlo tak lepas dari layar ponsel. Menatap dengan ekspresi datar, ternyata Eline tidak pernah menghapus chat pertama antara dirinya dan Leo. Bahkan mereka terlihat akrab walau dari chattingan.
Dari chatpun Karlo bisa menyimpulkan bahwa Leo itu menyukai Eline.
Cowok itu mengadahkan kepalanya, kepalanya terasa pusing akibat memikirkan apa yang akan terjadi besok. Apa ia akan melihat Eline menangis.
Pandangan Karlo turun menatap Awan yang tertidur membelakanginya, ia juga akan melihat bocah itu menangis jika rencana Bima benar-benar berhasil.
Brukk!
"HP GUE MANA SIH!" Terdengar suara benda jatuh dan teriakan Eline dari ruang tengah.
Karlo yang mendengarnya kembali memfokuskan pandangannya pada ponsel milik Eline yang masih ia bawa.
Lima detik kemudian cowok itu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kamar Awan untuk mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.
"Ini HP lo, gue pinjem bentar tadi" Ucap Karlo menyodorkan ponsel itu pada pemiliknya. Sedangkan Eline melototkan matanya, ia lupa bahwa Tidak memberi sandi pada ponselnya.
"Buat apa! Kenapa nggak izin?!"
"Buat save nomor lu, Hp gue baru, Hp yang kemarin kan di copet" Balas Karlo berbohong walaupun ponselnya yang lama benar-benar di copet waktu ia kabur dari rumah dahulu. Merasa percaya-percaya saja, Eline pun merampas ponselnya dari tangan Karlo.
"Yaudah, gue mau tidur bye" Dengan berlari kecil gadis itu menaiki anak tangga untuk sampai ke kamarnya.
Karlo menatap sendu punggung gadis itu, ia merasa sudah menghancurkan kebahagian Eline walaupun bukan dia tetapi Papa-nya yang melakukan itu semua. Karlo merasa imbasnya akan sampai pada dirinya nanti, jika hal buruk terjadi.
Karlo merasa tidak pantas bersama Eline, entah mengapa.
*******
"Ada apa?" Tanya Leo dengan alis tertaut sebal menatap Falno yang duduk jauh di depannya.
Mantan Donter itu kembali datang padanya, dan jauh-jauh untuk menemuinya. Lebih tepatnya untuk memastikan keadaan Leo sekarang.
"Bisa sopan nggak sih" Gina menepuk punggung Leo kencang.
"Nggak lah! Om gabut banget ya? Rumah Om itu di pluto ngapain sampai ke bumi? Mau mastiin keadaan Leo? Lihat nih aku baik-baik aja, nggak sakit juga" Ucap Leo sebal. Yang malah membuat Falno terkekeh pelan.
"Itu benar, Om kesini untuk memeriksa kamu, walaupun kamu nggak mau ke rumah sakit, biar Om priksa kamu di rumah. Om sudah bawa alat-alat rumah sakit, ada di mobil" Ujar Falno yang membuat mata Leo membulat.
"Om bener-bener gabut" Leo menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.
"Nomor telfon yang Om kasih masih kamu simpan kan?" Tanya Falno yang tak menadapat jawaban beberapa saat dari Leo.
"Udahku buang"
"Leo..."
"Om aku nggak sakittt" Leo menggertakman giginya kesal.
"Om hanya ingin memeriksa kamu, Om nggak butuh kamu sakit atau nggak"
"Kepala Om lebih keras dari batu"
"Kamu yang keras kepala, kamu masih sadarkan kalau kamu hidup dengan satu ginjal aja"
Leo terdiam, beberapa saat wajahnya berubah seperti semula, menjengkelkan.
"Sadar. Tapi buktinya Leo masih hidup sampai sekarang kan?"
"Apa kamu merasa mudah lelah dan sakit pada diri kamu?"
Pertanyaan Falno kembali membuat Leo terdiam, itu yang Leo rasakan selama ini.
Sedangkan Gina hanya mendengarkan pembicaraan kedua manusia itu. Yang ada di fikiran Gina, orang yang kuat akan tetap kuat walaupun hidup dengan satu ginjal, seperti Leo. Bukan seperti dirinya dulu.
"Nggak! Leo sehat-sehat aja"
"Kamu tau mati kan?"
"Anak TK juga tau kali, Om"
"Kamu akan mati, tapi ya semoga tidak terjadi sebelum waktunya"
Leo menahan rasa kesalnya, Falno memang asal njeplak ketika berbicara. Mengapa kata-katanya tidak di filter terlebih dahulu sebelum di ucapkan.
"Ya kalau aku mati gapapa kali"
"Kak Leo!" Gina berucap keras, gadis itu benar-benar kesal karena ucapan Leo yang melantur.
"Gapapa yang penting jangan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun ini dan beberapa tahun kedepan, sebelum gue lihat elo dapetin cowok yang sepengertian ini sama lo, kayak gue"
Gina kembali merubah raut wajahnya, gadis itu menatap Leo dengan mata yang berkaca-kaca.
"Huaa kalau kak Leo ngomong kayak gitu. Gina balikin nih ginjal ini buat kak Leo" Tangis Gina pecah.
*******Gina ini polos atau bego?
Mengapa ginjal di anggap hal sepele?
Eh btw di part sebelumnya banyak banget typo karena akunya kurang fokus.
Emang g pernah ngefeel d tiap partnya tetapi aku loss aja, namun terus bertanya apakah kalian suka? ❤
Terimakasih untuk silders😏
Dahlah
Bye byeeeeee ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC COUSIN [HIATUS]
Teen Fiction[DI REVISI] Ini kisah Eline dan sepupunya Karlo yang saling mencintai, awalnya merasa aneh di dalam dunia persepupuan ada rasa cinta, bukannya sepupu bagaikan saudara? Namun mereka membiarkan rasa cinta tumbuh bersama kata "enjoy", tidak mempermasa...