Mengenangmu

1.7K 140 25
                                    

Warning 18 +

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning 18 +

Lisa yang sudah menunggu diruang operasi setelah selesai berbicara dengan ibunya dan Zhuocheng, akhirnya saatnya tiba, operasi cesar pun dilakukan oleh dokter, Zhuocheng tampak cemas menunggu selesainya operasi cesar, dan Zhuocheng berjalan mondar mandir didepan ruang tunggu.

Beberapa jam kemudian, dokter keluar dari ruang operasi, Zhuocheng langsung menghampirinya, "keluarga pasien?" kata dokter

"saya suaminya, bagaimana istri dan anak saya?" kata Zhuocheng

"putra anda telah lahir dengan selamat, namun dan untuk sementara karena keadaannya masih lemah maka ditaruh diruang inkubator, tapi..." kata dokter tersebut

"tapi apa dok? katakan!" kata Zhuocheng.

"Nyonya Lisa istri anda telah meninggal pasca melahirkan putra anda" kata dokter

"tidaaak! ini tidak mungkin!" kata ibu Lisa menangis histeris

"sabar tante ini sudah takdir" kata Zhuocheng memeluk ibu Lisa yang menangis.

"Biarlah ku simpan sampai nanti aku kan ada disana, tenanglah dirimu dalam kedamaian, ingatlah cintaku kau tak terlihat lagi namun cintamu abadi" kata Zhuocheng dalam hati merasa sangat sedih kehilangan Lisa.

.

.

.

Upacara pemakaman Lisa di sebuah tempat pemakaman Fluntern yang terletak disisi kota Zurich, dan peti jenazah Lisa pun diturunkan.

Tampak ibu Lisa sangat bersedih dan menangis kehilangan putri tunggalnya, air mata tak henti2nya mengalir dipipi ibu Lisa

Semua anggota keluarga Lisa dari Thailand maupun Korea tampak hadir, Zhuocheng terdiam dan murung sepanjang acara hingga akhirnya Lisa pun dimakamkan.

Dan pendeta pun mengucapkan kalimat "Yang Terhormat para tamu undangan yang hadir di pemakaman ini, izinkanlah saya atas nama keluarga mendiang nyonya Lisa mengajak kita sekalian menaikan Puji dan Syukur ke hadirat Bapa di Sorga, karena atas kemurahan Nya yang melimpah atas kita sekalian, sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini, dalam suasana perkabungan berkenaan dengan berpulangnya anak, istri, ibu, keponakan dan sepupu kami, Lalisa Manoban. Ditengah cuaca yang cukup cerah hari ini, engkau akan kembali kepada Tuhanmu, dari tanah kembali menjadi tanah, debu kembali menjadi debu, semoga Tuhan mengampunimu, beristirahatlah dalam damai disisi Tuhan, Amin" kata pendeta mengakhiri.

Lalu para tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan pemakaman termasuk ibunya Lisa, kini hanya tinggal Zhuocheng yang berdiri dipemakaman, Zhuocheng tetap menggenggam erat payung hitamnya, tatapannya kosong menatap kearah nisan Lisa yang berbentuk salib itu.

Tanpa terasa hujan gerimispun turun, Zhuocheng sudah tidak bisa menangis lagi, air matanya terasa sudah kering, matanya sudah sembab karena menangis dari kemarin saat dirumah duka, hari ini Zhuocheng hanya bisa terdiam dan menatap kosong.

The Heart Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang