Warning Typo
Saint masuk kedalam kamar tamu yang berada di lantai satu. Jantungnya berdegup dengan kencang karena emosi yang tertahan. Perth sungguh sudah keterlaluan, selama hidupnya Saint tidak pernah di teriaki seperti itu. Ada rasa takut yang Saint sembunyikan, bahkan tangannya pun bergetar saat Perth berteriak nyaring.
"Jangan menangis Saint, kuatkan dirimu". Monolog Saint, ia menarik nafas dalam lalu menghembuskan perlahan agar mengurangi rasa sesak di dadanya. Saint berbaring di atas kasur yang lebih kecil dari kamarnya bersama Perth. Sibuk membolak-balikan tubuh, Saint mulai gelisah tidak bisa terpejam.
Perth yang berada di lantai atas, memakai piyama dan terduduk di sisi tempat tidur setelah selesai membersihkan diri. Perth sadar ia telah salah karena membentak Saint, tapi rasa cemburu lebih mendominasi di tambah perihal urusan pekerjaan yang sedang dalam masalah. Semua itu membuat Perth tidak bisa mengontrol emosinya. Perth beranjak, ia keluar dari kamar menuju lantai bawah. Membuka pintu kamar dengan perlahan.
Melihat Saint yang sedang terbaring membelakangi nya membuat Perth mencelos. Langkanya semakin mendekat, ia hanya menatap Saint dan membenarkan letak selimut lalu kembali keluar dari kamar. Saint yang belum tertidur hanya memandang nanar daun pintu yang tertutup. Malam ini adalah malam dimana Perth dan Saint bertengkar hebat selama pernikahan mereka.
Pukul 2dinihari, kedua mata Saint enggan terpejam. Ia hanya sibuk memutar tubuhnya tidak jelas.
"Aishh!". Saint yang frustasi mengusak rambutnya dengan kasar lalu menyandarkan kepalanya di kepala ranjang.
" Awas saja jika aku mengetahui pelaku yang mengirimkan foto pada phi Perth!! DASAR PHI PERTH EGOIS, DIA TIDAK MAU MENDENGAR PENJELASAN!!". Saint menatap di ding dengan kilatan mata yang penuh dengan amarah.
"Lebih baik aku pergi keluar saja,menghirup udara malam. Mungkin bisa sedikit menenangkan". Saint meraih dompet dan kunci mobil yang ia bawa sebelum keluar dari kamarnya di lantai atas.
Perlahan ia membuka pintu, keadaan lengang dan lampu sudah tidak menyala. Ia melihat sekitar tidak ada siapapun, berarti Perth sudah tertidur di kamarnya. Seperti maling Saint mengendap-endap. Membuka garasi mobil dengan perlahan lalu menyalakan mesin mobilnya. Ada mobil Perth yang terparkir di halaman depan rumah. Saint tidak pernah mengendarai mobil pemberian ayahnya maka dari itu mobil itu hanya di simpan di dalam garasi, saat pergi ke pesta bersama Earth itu terakhir di berkendara. Perth tidak memperkerjakan seorang penjaga di depan rumah dan itu menguntungkan Saint.
Saint berhasil, kini ia sedang mengendarai mobilnya. Untung saja mesin mobil miliknya tidak mengeluarkan suara bising jadi Perth tidak akan mengetahui kepergiannya.
Saint yang sudah berhasil keluar dari komplek tempatnya tinggal, menatap jalanan yang sudah sepi. Ia bingung harus pergi kemana, perutnya terasa lapar jadi ia berharap menemukan penjual makanan di pinggir jalan.
"Benar-benar sepi". Gumamnya saat melihat tidak ada satu orang pun yang berjalan kaki dan kendaraan pun hanya ada beberapa yang berlalu lalang.
Tiba-tiba mobil berhenti, Saint mencoba menyalakan kembali mesinnya tapi tetap juga tidak mau menyala.
" Kenapa harus sekarang?!". Gerutu Saint.
"Astaga!!". Saint memukul dahinya sendiri saat melihat alat ukur bahan bakar mobilnya menunjuk ke garis merah.
Saint baru ingat dia tidak pernah mengendarai mobil setelah hari pesta yang Phi Bae adakan. Karena Perth lebih sering mengantarnya dan Saint lebih banyak di rumah setelah kehamilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..