Warning typo
√
Perth menjemput saint untuk pulang bersama, sesampainya di rumah keduanya langsung memasuki kamar mereka. Saat di tengah perjalanan hanya terjadi obrolan kecil. Seperti Perth bertanya seberapa ramai pengunjung hari ini dan apa saja yang di lakukan saint. Selebihnya mereka terdiam kembali. Saint tidak bertanya kepada Perth tentang kegiatannya di kantor,karena saint sudah bisa menebak apa yang Perth lakukan.
Saint sedang bersiap untuk menghadiri pesta. Ia berencana akan membawa mobil sport Ferrari berwarna merah miliknya malam ini, hadiah dari ayah mertuanya.
Saint sudah siap, ia mengenakan turtleneck berwarna hitam di balut dengan jas berwarna orange dengan motif kotak-kotak dan celana hitam sedikit ketat memperlihatkan lekukan kaki jenjangnya. Saint meraih kunci mobil lalu bergegas keluar kamar .
Saint keluar dari pintu kamar berbarengan dengan Perth yang sedang menutup pintu kamarnya. Perth terlihat rapih dengan setelan tuxedo berwarna coklat susu. Saint sesaat tertegun dan terpesona dengan penampilan perth, begitu pun sebaliknya. Perth seakan tidak rela membiarkan saint pergi sendiri dengan penampilan yang terlihat sempurna malam ini.
Mereka saling menatap dan membeku saat berhadapan, sorot mata keduanya sangat lekat.
“Apa phi akan keluar..?”. Saint memberanikan diri bertanya. Saint penasaran Perth akan ke mana dengan penampilan serapi itu.
“Err.. Aku ada acara malam ini.. Aku lupa memberitahu mu.. “. Saint melirik ke arah lain saat mendengar jawaban dari Perth.
“tidak apa phi.. Lagi pula kau juga tidak harus memberitahu ku..”. Ucap saint sesantai mungkin. Perth menggaruk pelipisnya dengan satu jari, seakan berpikir untuk hal yang ingin diucapkannya.
“sebenarnya aku ingin mengajakmu.. Tapi kau lebih dulu mengatakan jika harus menghadiri sebuah acara..”. Suara Perth terdengar sedikit memelas.
“Kenapa tidak mengatakannya..”. Gumam saint dalam hati.
“ah.. Begitu..”. Saint memberikan seulas senyum.
“aku akan mengantar mu, bagaimana..??”. Perth memberikan tawaran pada saint, saat mereka berdua menuruni anak tangga.
“Tidak usah phi.. Aku akan membawa mobil malam ini.. Aku juga sudah berjanji untuk menjemput earth..”.
“Apa kau yakin.. Bisa mengendarai mobil..??”. Perth terlihat khawatir jika saint harus membawa mobil tapi saint tidak melihat mimik wajah Perth karena ia berjalan di lebih dulu.
“tidak perlu khawatir.. Aku sudah beberapa kali membawa mobil pao..”. Saint menggembungkan pipinya, tidak senang karena Perth seakan meragukannya.
“baiklah.. Kalau begitu kau berhati-hati saat berkendara na.. Jika mengantuk kau harus menelpon ku agar aku bisa menjemput atau naik taksi saja...”. Mereka sudah berada di area halaman rumah.
Saat pulang dari kantor, Perth sudah memberitahu bibi han agar tidak menyediakan makan malam, dan menjelaskan jika saint dan dirinya akan pergi ke tempat yang berbeda.
“Apa phi akan pergi sendiri..??”. Awalnya saint ragu untuk bertanya tapi karena rasa penasaran akhirnya ia memberanikan diri.
“aku akan pergi bersama pear dan..”.
“sebaiknya aku pergi sekarang phi.. Earth pasti sudah menunggu.. Selamat bersenang-senang..”. Suara saint terdengar ketus. Ia memotong ucapan Perth.
“Pantas saja ia serapi itu.. Kau juga bodoh saint..!! Untuk apa menanyakan itu.. Dia pasti tidak mungkin lupa dengan acaranya, dia hanya berbasa-basi saat akan mengajakmu.. sudah pasti yang akan pergi bersamanya phi pear..”. Gerutu saint dengan kesal saat memasuki mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..