11

2.1K 195 45
                                    

Warning typo












“Eengh..”. Lindur Perth lalu memeluk saint yang tertidur membelakanginya.
Saint menyambut tautan jemari perth dan tersenyum dengan mata terpejam.
“Jam berapa ini..?”. Gumam saint dengan suara paraunya. Ia melihat sinar matahari terpancar masuk ke dalam kamarnya.

Saint meraih ponselnya yang berada di atas nakas tepat di sisi tempat tidurnya.

“Hah..!! Shia..!!”. Seru saint saat ia melihat layar ponselnya. “Phi..!! Phi... Bangun .. Phi Perth...!!”. Saint menggoyangkan tangan Perth yang berada di lingkar perutnya.

“Bagaimana ini..??”. Dengus saint, Perth sulit sekali di bangunkan.

Saint melihat panggilan masuk dari earth sekitar delapan belas kali panggilan yang tidak di jawab. bukan hanya itu ibu dan ibu mertuanya pun menelepon. puluhan kali.

Hari ini kurir akan datang untuk mengirimkan beberapa lukisan yang di pesan pelanggan, dan saint ada janji untuk bertemu pengurus hotel karena akan melakukan Exibition.

“Ada apa eem..??” jawab Perth masih dengan suara serak dan mata terpejam.

“phi ini sudah sangat siang.. Kau tidak ke Kantor..?? Kita telat phi..”. Saint menjauhkan tangan Perth tapi Perth kembali memeluknya.

“Aku akan ke kantor siang na.. Kau libur saja hari ini.. Ayo kita kembali tidur sayang...”. Saint menganga mendengar ucapan perth.

“Phi..!!”. Seru saint memukul lengan Perth. “ aku ada janji dengan pihak pengelola hotel.. Coba lihat ponsel mu sekarang..”. Saint berhasil melepaskan pelukan Perth lalu duduk di atas kasur.

“Ponsel..??”. Perth masih belum sadar sepenuhnya, ia celingak celinguk mencari ponselnya. “ah.. Itu di sebelah mu..”. Perth menunjukkan nakas yang ada di sebelah saint lalu menidurkan kembali kepalanya di atas pangkuan saint.

“iish..phi..”. Gerutunya saint namun tak di hiraukan Perth, ia dengan nyaman meletakkan kepalanya. “ ini..”. Saint menyodorkan ponsel milik Perth. “ passwordnya..”. Ujar saint saat Perth mengerutkan alisnya.

“Namamu..”. Jawab Perth.

“hah..??”. Seru saint tidak mengerti.

“passwordnya saint..”.  Ucap Perth dengan mata terpejam.

Saint tak percaya Perth membuat kata kunci ponsel menggunakan namanya, dengan di iringi senyum ia membuka layar ponsel Perth, hingga senyum itu hilang saat melihat tampilan layar.

“Astaga... Lihat phi.. Kedua ibu kita berpuluh-puluh kali menelpon dan kau bahkan mendapat panggilan masuk dari phi pear berkali-kali..”. Saint menunjukkan ponsel milik Perth pada pemiliknya.

“biarkan  saja..”. Acuh Perth tapi tidak dengan saint ia khawatir karena ibu mereka menghubungi ponselnya dan Perth berkali-kali.

“Phi bangunlah.. Kita bersiap.. Aku khawatir kenapa mae menelpon.. Aku juga harus bertemu dengan pihak hotel..”. Saint berusaha mengangkat kepala Perth yang berada di atas pangkuannya.

“ibu mu dan ibu ku mereka berdua pasti baik-baik saja.. Jika ada hal penting atau sesuatu yang terjadi ayah kita pasti sudah menelpon..”. Perth masih berusaha bertahan dengan posisinya. “ tunggu.. Kau bilang harus menemui pengurus hotel..?? Untuk apa..??”. Perth terbangun dari posisi, dengan posisi duduk ia menatap ke arah saint.

“aku tadi sudah mengatakannya..”. Saint mendengus kesal. “ aku akan mengadakan Exibition di sebuah hotel..”. Jawab saint malas.

“kenapa baru mengatakannya padaku eem..?”. Perth mencubit kedua pipi chubby saint.

heart beat ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang