Warning Typo
"Bayinya akan segera lahir". Ucap Saint yang sedang nyaman bersandar pada Perth sambil mengusap perut yang sudah terlihat besar.
" Ya, dan aku sudah tidak sabar menanti anak kita". Perth mengecup kening istrinya.
Mereka berdua tengah menikmati suasana di taman belakang rumah. Perth dan Saint berada di sisi kolam berenang merasakan dinginnya air kolam pada kaki mereka.
"Apa Phi sudah menyiapkan nama untuk putri kita?".
" Apa kau sudah memiliki sebuah nama?". Saint menggelengkan kepala.
"Aku ingin Phi Perth yang memberi putri kita nama".
" Eeem, aku memiliki beberapa pilihan nama. Ada satu nama yang ku rasa cocok untuk anak kita".
"Alana, ALANA TANAPON". Saint terlihat menyukai nama yang Perth berikan.
" Kau menyukainya?". Saint meraih salah satu pipi Perth lalu mengecupnya.
"Sangat, nama yang cantik".
" Putri kita akan membawa kebahagiaan dan ketenangan, karena itu aku memilih nama Alana ". Perth menangkup kedua pipi Saint lalu memberikan kecupan singkat di bibirnya.
" Aku mencintaimu ".
" Aku juga mencintai Phi Perth ". Saint memeluk Perth dengan sangat hangat. Sampai suara sang ibu menginterupsi keduanya.
" Perth kau tidak lihat matahari akan tenggelam? Bawa Saint kedalam ". Omel Nyonya TANAPON pada putranya.
Perth menarik kakinya dari dalam kolam, lalu membantu Saint untuk beranjak.
" Ya Tuhan, kakimu akan mengkerut karena kedinginan ". Oceh Nyonya TANAPON lagi saat Saint berdiri di depannya.
" Kau ini!!". Perth sedikit mendapatkan pukulan di bahunya. "Bukannya menjaga menantuku, malah membuatnya berada di kolam". Nyonya Tanapon mengambil alih tubuh Saint yang berada di rangkulan Perth.
" Phi Perth tidak salah Mae~~, aku yang meminta untuk duduk di sisi kolam". Saint mencoba membela suaminya.
"Apapun alasannya tetap saja suami mu itu salah". Perth dan Saint menghela nafas.
Memang seperti itu, Nyonya Tanapon akan selalu bersikap berlebihan dan memarahi Perth. Hingga Perth terkadang merasa dirinya yang menantu di rumah ini. Nyonya Tanapon menuntun Saint berjalan ke dalam sedangkan Perth mengikuti dari belakang.
"Apa makanannya enak?". Tanya Nyonya Tanapon pada Saint.
" Tentu Mae, masakan memang sangat lezat". Saint kembali memasukkan sayur tumis kedalam mulutnya.
"Perth kau sudah mengurus pekerjaan sebelum cuti?". Kini Tuan Tanapon yang bersuara.
" Eem, sudah pho. Semua sudah ku urus dan sisanya aku bisa menghandle dari rumah".
"Phi cuti?". Tanya Saint, Perth memang belum menceritakannya. " Untuk apa?".
"Phi cuti, agar phi bisa menemani mu dan menjaga mu".
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..