Warning Typo
Malam pun tiba, Perth berdiri di rooftop. Memandangi langit yang gelap tanpa di hiasi bulan dan bintang. Tatapannya kosong tapi pikirannya di penuhi oleh Saint. Seharusnya Saint tidur di atas kasur yang empuk di dalam dekapannya yang hangat. Seharusnya istrinya sedang terbaring nyaman tanpa rasa dingin yang menyerang. Semakin malam, hati dan pikiran Perth semakin gusar. Ia dengan cepat berjalan menuju meja nakas, mengambil kunci mobil. Tujuannya hanya satu, ke kantor polisi menemui istrinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11malam, tapi Perth tidak peduli. Ia akan mengemis pada Kim jika perlu.
"Perth". Kim terperanjat saat melihat Perth berada di hadapannya.
" Dimana istriku?". Tanya Perth dengan datar.
"Di dalam sana". Kim menunjukkan ruangan penjara dengan dagunya.
" Phi". Kim tahu Perth pasti akan meminta sesuatu.
"Tidak Perth, sebaiknya kau pulang".
" Phi, ku mohon ". Mata Perth mengembun.
" Pulang dan istirahatlah ". Kim tidak ingin melunak, rencana Saint sudah setengah jalan.
" Bagaimana bisa kau menyuruh ku beristirahat sedangkan istriku harus merasakan dingin tertidur di lantai ". Mendengar kalimat Perth, Kim ingin terkekeh. Sebisa mungkin ia menahannya.
" Ikut aku". Kim menarik Perth keluar dari ruangannya.
"Kenapa kau membawa ku keluar phi!? Aku tidak akan pulang!!". Kim akhirnya tertawa, Perth justru bingung melihat kelakuan Kim.
" Apa yang phi tertawakan? Apa menurut phi, ini semua terlihat lucu?". Suara Perth meninggi, Kim pun berhenti.
"Ya!!, kau terlihat lucu dan istrimu sangat menyebalkan". Perth mengepalkan tangannya menahan emosi yang terpancing.
" Apa maksud mu!!". Rahangnya mengeras, Perth melayangkan tinju tapi bersyukur Kim bisa menahan pukulannya.
"Tenanglah adikku". Perth melepaskan tangannya dengan kasar. " Istrimu baik-baik saja, dia akan kembali ke rumah besok". Kim masuk kembali kedalam, Perth mengerutkan dahinya. Ada apa sebenarnya, sikap Kim sangat menjengkelkan. Hanya 5menit, Kim kembali membawa 2cangkir kopi instan.
"Aku sedang serius phi!! Kenapa kau memberi ku kopi?". Kim menyodorkan satu gelas tapi tidak langsung Perth terima.
" Pegang dulu". Kim meraih tangan Perth agar memegang kopi untuknya.
"Sepertinya aku harus bercerita". Perth menatap Kim dengan lekat.
" Aku akan memberitahu sesuatu padamu. Ini memang rencana Saint, tapi kau tidak boleh memarahinya ". Perth semakin di buat tidak mengerti, rencana Saint?. Apa maksud semuanya.
Akhirnya Kim memilih untuk menceritakan semuanya pada Perth. Ingin sekali rasanya Perth mencekik Keenan saat tahu, wanita itu berencana membunuh istrinya.
" Karena kau akan bersikap seperti ini, Saint memilih merahasiakannya. Istrimu hanya ingin Keenan mengakui sendiri perbuatannya, Saint pun tidak ingin kau melakukan hal jahat seperti wanita itu". Kim mencoba sedikit meredakan amarah Perth.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..