WARNING TYPO
Saint dan Perth masih terbaring di atas kasur. Saint masih merasa betah di dalam pelukan suaminya, mereka bahkan melewati sarapan karena Saint merajuk agar Perth tetap memeluknya. Dia juga merengek saat di paksa untuk sarapan dan berdalih sedang merasa mual dan jika bergerak isi perutnya seakan ingin keluar semua.
"Ini sudah jam 9, kau tidak mau mandi?". Saint hanya menggeleng, tangannya sama sekali tidak lepas dari pinggang Perth.
" Phi akan buatkan kau susu dulu na". Perth bergerak dan Saint menahannya.
"Aku tidak mau, phi jangan pergi". Lirih Saint.
Perth menghela nafas dalam, Perth bukannya kesal. Ia hanya khawatir karena Saint belum memakan apapun, bagaimana pun kini istrinya harus mengisi perut untuk dua orang.
" Kau harus makan sesuatu, ada makhluk kecil yang harus mendapatkan nutrisi". Bujuk Perth, ia mengecup pucuk kepala Saint.
"Aku mual phii". Perth perlahan melepaskan pelukan Saint lalu menatap wajah istrinya yang sayu.
" Kau harus makan walau sedikit". Perth mengusap lembut salah satu pipi gembil istrinya.
"Tidak mau, pasti nanti akan keluar lagi". Saint tidak berbohong, ia merasa perut bergemuruh.
" Coba dulu na, tak apa jika memang nanti akan kau muntahkan lagi" Perth harus bisa membujuk Saint, istrinya butuh energi.
"Kapan morning sickness ini akan selesai?". Saint menangis akhirnya, Perth yang iba memeluk istrinya yang masih berbaring.
" Maaf karena kau harus merasakannya, andai bisa aku yang menggantikan mualnya".
"Harusnya phi saja yang mengandung menggantikan aku". Perth mencelos, terkejut sekaligus ingin tertawa mendengar kalimat Saint. Perth bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana ia yang hamil dengan sikap yang dominan.
" Jika aku yang mengandung, mungkin akan terlihat menyeramkan ". Perth tertawa kecil di ikuti oleh Saint.
" Mau mandi?".
"Eem, phi mandikan aku na". Saint akhirnya tersenyum lebar, Perth langsung menggendong Saint menuju kamar mandi.
Selesai mandi bersama, Perth menggendong Saint ke bawah menuju meja makan. Seharusnya hari ini Perth ke kantor, karena Saint tidak bisa di tinggal jadi Perth akan mengecek semua pekerjaan di rumah saja. Sum sudah mengirim beberapa email yang harus Perth periksa.
"Tunggu disini, aku akan buatkan kau susu". Perth mendudukkan Saint disalah satu kursi di depan meja pantry.
" Aku mau yang cokelat Phi". Perth memutar kepalanya tersenyum lalu mengangguk.
"Ini susunya". Susu cokelat hangat buatan sang suami, Saint mengulum senyum saat Perth memberikan segelas susu.
Saint tidak langsung meminum, terlihat keraguan saat ia meraih gelasnya.
" Kenapa sayang?".
"Tiba-tiba saja aku merasa mual Phi". Lirih Saint sambil memegangi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..